Jumat, Juni 04, 2010

MENJAWAB PERTANYAAN - KESELAMATAN DI AGAMA LAIN

Bagaimana dengan agama-agama lain yang mengklaim dirinya mendapat wahyu Tuhan, apakah sama seperti Alkitab di mana di dalamnya juga membawa kita kepada keselamatan?

Di dalam setiap agama, berdasarkan kitab suci mereka, tentu ada kepercayaan akan suatu jalan untuk mencapai keselamatan, sesuai dengan konsep keselamatan mereka masing-masing. Jadi jikalau kita mengkaji pertanyaan ini dan sudut pandang masing-masing agama, tentu sama seperti agama Kristen, semua agama yang lain akan mengatakan bahwa kitab suci mereka berisikan preskripsi jalan keselamatan.

Namun jikalau kita menilai makna keselamatan yang sesungguhnya dari sudut pandang iman Kristen saja, yaitu bahwa jalan keselamatan hanya melalui iman kepada kematian dan kebangkitan Yesus Kristus sebagaimana dituliskan dalam Alkitab, maka pertanyaan di atas dapat dijawab dengan membandingkan kitab-kitab agama lain dengan Alkitab dan melihat apakah kitab-kitab lain itu juga memberikan jalan keselamatan yang sama. Jikalau ada kitab suci agama lain yang memberikan jalan keselamatan yang sama dengan Alkitab, maka bisa disimpulkan kitab suci mereka juga dapat membawa kita kepada keselamatan. Sebaliknya jikalau kitab suci agama lain memberikan jalan keselamatan yang berbeda dengan Alkitab, maka bisa disimpulkan kitab suci mereka tidak dapat membawa kita kepada keselamatan. Selanjutnya, jikalau pemikiran ini diterapkan dalam usaha kita menguji kebenaran pengwahyuan dari kitab-kitab suci agama lain, maka dapat dikatakan bahwa jikalau ada kitab suci agama lain yang mengajarkan jalan keselamatan yang sama dengan Alkitab, maka paling tidak untuk bagian pengajaran ini bisa dikatakan memang telah diwahyukan oleh Allah. Akan tetapi pengujian pengwahyuan yang tuntas tentunya harus juga mempertimbangkan faktor-faktor lain selain kesamaan doktrin soteriologi-nya.

Terakhir, jikalau kita melihat ajaran keselamatan dan berbagai agama di luar Kristen, apakah ada satu pun yang mengajarkan seperti yang diajarkan Alkitab, bahwa keselamatan hanya dengan iman kepada Yesus Kristus? Tidak ada. Bahkan dari antara tiga agama yang benar-benar mengklaim telah mendapatkan wahyu yang turun dan Allah (Kristen, Islam dan Yahudi), agama Islam dan Yahudi tidak menerima jalan keselamatan yang sesuai dengan Alkitab. Jadi melihat fakta ini, dapat disimpulkan bahwa semua kitab suci agama lain, walau diklaim diwahyukan oleh Allah, tidak memuat pengajaran yang valid yang dapat membawa kita kepada keselamatan.

Catatan: Ini adalah bagian terakhir dari tanya-jawab pembinaan GSM di GKI Pinangsia.

Sabtu, April 03, 2010

KEBANGKITAN YESUS DAN IMAN KRISTEN - Bagian 3

Semua keadaan di atas berlaku pada hari Sabtu. Tetapi pada hari Minggu pagi, keadaan berubah sama sekali, sebagai berikut:

1. Meterai Romawi rusak. Siapakah yang berani menantang kekuasaan Romawi, di bawah ancaman hukuman mati?

2. Tubuh Yesus tidak ada di dalam kuburNya. Bahkan musuh-musuh Yesus pun tidak dapat menyangkal fakta ini. Jikalau tubuh itu masih ada di sana, maka ketika murid-murid Yesus mengabarkan kebangkitanNya, musuh-musuh Yesus dapat dengan mudahnya menyangkal kesaksian mereka dengan mengeluarkan tubuh itu. Dengan demikian iman Kristen akan dihancurkan saat itu juga. Namun tidak seorang pun sepanjang sejarah dapat menunjukkan tubuh Yesus. Kubur Yesus tetap kosong sampai sekarang, dan jasad Yesus tetap tidak ditemukan.

3. Batu penutup kubur yang seberat 1,5 sampai 2 ton itu telah tergeser jauh, bukan saja dari pintu kubur, tetapi bahkan dari seluruh bukit batu kubur tersebut. Untuk menggeser batu seberat itu saja sudah sulit, apalagi memindahkannya jauh-jauh. Lagipula, jikalau seseorang ingin mencuri tubuh Yesus, untuk apa ia memindahkan batu penutup jauh-jauh? Pergeseran batu penutup pintu kubur Yesus menunjukkan suatu kuasa di luar manusia yang melakukannya.

4. Pasukan Romawi meninggalkan kubur dan pergi kepada imam-imam kepala Yahudi. Pasukan penjaga itu akan menghentikan segala usaha manusiawi yang mengganggu kubur Yesus. Mustahil jikalau sekelompok orang dapat mendekati kubur Yesus, merusak meterai, memindahkan batu penutup jauh dari kubur, dan membawa pergi tubuh Yesus tanpa sepengetahuan mereka. Tetapi bahwa pasukan tersebut terpaksa meninggalkan tugas menunjukkan bahwa sesuatu di luar kekuasaan mereka telah terjadi pagi itu.

5. Injil Yohanes mencatat bahwa ketika Petrus dan Yohanes pergi ke kubur Yesus, mereka menemukan kain pembalut tubuh Yesus masih ada di dalam kubur, umumnya masih dalam keadaan seperti ketika membalut tubuh itu, namun sekarang sudah kosong. Jikalau ada yang ingin mencuri tubuh Yesus, mungkinkah ia meninggalkan kain kafan itu, bahkan dalam bentuk yang semula?

6. Yesus kemudian menampakkan diri kepada beberapa orang, bahkan suatu ketika kepada lebih dari 500 orang sekaligus. Paulus kemudian mengatakan bahwa banyak dari saksi mata ini masih hidup pada masa pelayanan Paulus, dan siap memberikan kesaksian pada saat itu juga. Yesus bahkan menampakkan diri pada orang¬-orang yang tidak percaya kepadaNya, termasuk Paulus dan Yakobus saudaraNya sendiri. Mereka tidak akan memberikan kesaksian akan kebangkitan Yesus jikalau mereka tidak sungguh-sungguh telah melihat Yesus yang hidup.

Sekarang, marilah kita renungkan hal-hal di atas. Ingatlah pengalaman Yesus setelah Ia ditangkap: enam persidangan sepanjang malam dan pagi, tekanan batin, cambukan yang merusak punggungNya, palang berat di bahuNya, sengsara penyaliban, darah dan air dari lambungNya, kaki yang tidak dipatahkan, verifikasi kematian oleh pasukan Romawi, kubur batu dan batu penutup yang berat, balutan erat dan ramuan yang merekatkannya pada tubuh, meterai dan penjagaan pasukan Romawi; mungkinkah Yesus tetap bertahan hidup dalam keadaan demikian? Saya rasa tidak. Semua ini memastikan bahwa Yesus sungguh telah mati. Lebih mudah dan rasional untuk percaya bahwa Yesus sudah mati daripada mempercayai sebaliknya. Sekarang, ingatlah apa yang terjadi Minggu pagi: meterai rusak, kubur kosong, batu berat berpindah jauh, pasukan Romawi melarikan diri, kain kafan yang kosong, dan para saksi mata Yesus yang hidup setelah kematianNya; penjelasan apa yang anda dapat berikan atas fakta-fakta tersebut? Tidak ada penjelasan lain yang rasional, kecuali bahwa Yesus yang sudah sungguh mati, sekarang sudah bangkit dari kematianNya.

Kebangkitan Yesus adalah fondasi dari iman Kristen. Paulus mengatakan bahwa tanpa peristiwa tersebut maka iman Kristen menjadi sia-sia. Tetapi, walaupun kebangkitan dari kematian merupakan hal yang aneh dan tidak lazim, dan karenanya sulit diterima dan dipercaya oleh kita, mempercayai kebangkitan Yesus bukanlah suatu tindakan yang bodoh dan buta. Fakta-fakta seputar peristiwa penyaliban dan kebangkitan Yesus justru menghasilkan kesimpulan bahwa Yesus telah sungguh mati dan bangkit kembali. Oleh sebab itu, kita dapat dan bahkan patut mempercayai bahwa Yesus memang sudah bangkit dari kematian. KebangkitanNya itu membuktikan bahwa Ia adalah Allah, dan kenyataan ini menjamin kebenaran iman Kristen yang diajarkanNya. Oleh sebab Yesus telah bangkit, maka kita boleh yakin bahwa iman Kristen itu benar adanya.

 Daftar bacaan berkenaan dengan kebangkitan Yesus:
Geisler, Norman L. The Battle for the Resurrection. Nashville: Thomas Nelson Publishers, 1989.
McDowell, Josh. The Resurrection Factor. San Bernardino: Here's Life Publishers, 1981.
Morison, Frank. Who Moved the Stone? Grand Rapids: Lamplighter Books.




Jumat, April 02, 2010

KEBANGKITAN YESUS DAN IMAN KRISTEN - Bagian 2

Untuk memastikan kematian Yesus, pertimbangkanlah butir-butir observasi berikut ini:

1. Yesus ditangkap di Taman Getsemani pada hari Kamis malam. Dari saat itu sampai waktu penyaliban sekitar jam 9 Jumat pagi, Yesus diperhadapkan kepada enam persidangan, yaitu tiga persidangan Yahudi dan tiga persidangan Romawi. Di dalam persidangan-persidangan tersebut Yesus menghadapi fitnah, ejekan, dan berbagai kekerasan fisik. Terakhir, setelah vonis salib dijatuhkan, Ia juga dicambuk. Cambuk yang dipakai mempunyai tulang-tulang runcing dan bola-bola metal kecil yang dirajut dalam helai-helai kulit, khusus dirancang untuk mencabik dan menghantam punggung si korban sampai hancur. Kemudian Yesus harus memikul palang salibNya sepanjang jalan menuju Golgota, palang mana diperkirakan seberat 55 kilogram. Hasilnya, ketika Yesus berdiri di atas bukit Golgota, Ia adalah sosok yang letih oleh tekanan mental dan dera fisik, dan penuh kesakitan dalam hati dan tubuhNya.

2. Yesus kemudian menjalani sengsara penyaliban. Seseorang yang digantung di kayu salib, dengan tangan yang terus terentang menahan berat badannya, akan segera mengalami kesulitan pernafasan. Jikalau ia bertahan hidup, maka kakinya akan dipatahkan sehingga tidak lagi dapat dipakai untuk membantu menopang tubuhnya. Saat itu dadanya akan benar-benar tertekan dan ia akan mati. Yesus pasti mengalami penderitaan ini, namun Ia mati sebelum kakiNya perlu dipatahkan. Darah dan air yang keluar dari lambung Yesus menunjukkan bahwa Ia sudah mati. Pilatus juga tidak akan menyerahkan jasad Yesus sebelum tentaranya memastikan bahwa Yesus sudah mati, dan tentara Romawi yang ahli berperang sudah tentu tahu membedakan antara hidup dan mati.

3. Tubuh Yesus ditempatkan di dalam kubur yang digali dari bukit batu. Batu yang menutupi pintu kubur diperkirakan seberat 1,5 sampai 2 ton. Jikalau Yesus masih hidup saat dimasukkan ke dalam kubur itu, Ia tentu tidak akan bertahan hidup lama.

4. Seturut adat pemakaman Yahudi, setelah tubuh Yesus diturunkan dari salib dan dibersihkan di dalam kubur, tubuh tersebut akan dibalut dengan kain lenan dan dilumuri ramuan rempah. Balutan lenan tersebut mengikat erat dari ujung kaki sampai ujung kepala, dan ramuan tersebut akan merekat balutan dengan jasad sehingga balutan tersebut sulit untuk dilepaskan. Berat balutan dan ramuan pada tubuh Yesus diperkirakan sekitar 60 kilogram. Jikalau Yesus masih hidup, Ia tidak akan bertahan hidup lama di dalam balutan tersebut.

5. Kubur Yesus dimeterai dan dijaga oleh pasukan Romawi. Untuk memeterai kubur Yesus, pasukan Romawi perlu terlebih dahulu memastikan bahwa tubuh Yesus memang berada di dalam kubur tersebut. Kemudian batu penutup pintu kubur digulingkan pada tempatnya, dan sebuah tali direntangkan di atas batu tersebut dengan kedua ujungnya dimeterai dengan meterai pemerintah Romawi di atas tanah liat. Barangsiapa merusak meterai tersebut akan berurusan dengan kekuasaan Romawi, dan diancam dengan hukuman mati. Pasukan Romawi, yang ditugaskan menjaga kubur Yesus, adalah satuan perang yang sangat terlatih dan disiplin. Diperkirakan satu unit pasukan Romawi terdiri dari 16 tentara, dengan 4 tentara berjaga sementara yang lainnya beristirahat, dan setiap 4 jam regu yang berjaga bergantian dengan yang tadinya beristirahat. Meterai pemerintah dan penjagaan ketat dari pasukan Romawi memastikan bahwa tubuh Yesus tetap berada di dalam kubur.

Catatan:  Bersambung ke bagian 3

Kamis, April 01, 2010

KEBANGKITAN YESUS DAN IMAN KRISTEN - Bagian 1

Jikalau anda datang kepada saya dan bertanya, “Apa yang membuat anda yakin bahwa iman Kristen itu benar?”, maka secara singkat akan saya jawab, “Karena Yesus sudah bangkit dari kematian.” Di balik jawaban yang singkat ini adalah pemikiran sebagai berikut: Yesus adalah pencetus iman Kristen; Yesus mati, namun kemudian hidup kembali; manusia biasa tidak akan bangkit dari kematiannya, maka kebangkitan Yesus menunjukkan bahwa Ia bukanlah manusia biasa, melainkan adalah Allah sendiri, sebagaimana yang Ia nyatakan selama hidupNya; sifat Allah (benar, kudus, tidak mungkin menipu, dan lain sebagainya) memastikan bahwa apa yang Ia cetuskan pasti benar; Yesus adalah Allah, maka apa yang Yesus cetuskan pasti benar; Yesus mencetuskan iman Kristen, maka iman Kristen pasti benar.

Jawaban di atas dan logika yang melatarbelakanginya, meskipun nampak sederhana, sebenarnya dibayangi banyak isu yang pelik yang menuntut penyelesaian. Misalnya, supaya jawaban di atas menjadi benar, kita harus terlebih dahulu yakin bahwa Yesus memang seorang tokoh sejarah dan bukan tokoh fiksi atau mitos. Di antara begitu banyak tokoh agama dan kepercayaan yang eksistensinya dibayangi khayalan, bagaimanakah kita dapat memastikan bahwa Yesus memang manusia darah dan daging yang pernah hidup di tanah Palestina sekitar 2000 tahun yang lalu? Jikalau Yesus bukan tokoh sejarah, maka kebangkitanNya pun hanya sekedar cerita, dan tidak mungkin mempunyai dampak yang riil dan konsisten dalam realita eksistensi manusia. Tempat dan waktu tidak memungkinkan pembahasan topik ini, maka untuk keperluan artikel ini marilah kita setuju untuk mengakui bahwa Yesus memang seorang tokoh sejarah, seorang Yahudi yang pernah hidup sekitar 2000 tahun yang lalu.

Setelah kita menerima eksistensi Yesus, masih ada isu yang mengganjal mengenai kebangkitan Yesus. Seseorang baru dapat bangkit dari kematian hanya jikalau is sudah sungguh-sungguh mati. Maka, kita harus memastikan bahwa Yesus memang pernah sungguh mati. Lalu, kita harus memastikan bahwa setelah Yesus mati, Ia kemudian hidup kembali. Hanya setelah memastikan kedua hal ini, yaitu bahwa Yesus memang mati dan bahwa Yesus kemudian sungguh hidup kembali, maka “kebangkitan Yesus” mempunyai makna. Seorang bernama Josh McDowell, ketika suatu waktu ditantang untuk mempertimbangkan ke-Kristen-an, menyelidiki dengan seksama kebangkitan Yesus. Usahanya ini membuatnya menjadi seorang Kristen, karena hasil risetnya tidak memungkinkan dia untuk menolak kebenaran akan peristiwa ini. Ia menulis beberapa buku tentang hasil penelitiannya, salah    satunya    adalah The Resurrection Factor, yang isinya telah turut menguatkan iman saya. Berikut ini saya bagikan dengan anda sebagian isi buku tersebut, berkenaan dengan kedua isu di atas.

Catatan: Bersambung ke bagian 2

Sabtu, Februari 13, 2010

CALVINISME - Bagian 3

I = IRRESISTABLE GRACE

Poin ini mengajarkan bahwa mereka yang sudah dipilih Allah untuk menerima keselamatan akan pada akhirnya menerima keselamatan itu. Rencana Allah tidak akan gagal, melainkan akan berhasil membawa semua orang pilihan kepada keselamatan. Hal ini tidak berarti mereka yang terpilih tidak akan dapat /pernah berusaha menolak keselamatan itu, melainkan usaha mereka pada akhirnya tidak akan berhasil. Hal ini juga tidak berarti Allah memaksa mereka yang terpilih untuk menerima keselamatan sehingga mereka tidak bertindak dengan kehendak bebas mereka sendiri, melainkan Allah akan mempengaruhi mereka dengan menawarkan karunia yang begitu indahnya sehingga karunia itu tidak mungkin ditolak (irresistable grace) dan mereka ini akan memilih keselamatan yang ditawarkan dengan kehendak bebas mereka (Fil 2:13).

P = PERSEVERANCE OF THE SAINTS

Definisi: “That continuous operation of the Holy Spirit in the believers, by which the work of divine grace that is begun in the heart is continued and brought to completion.”

Jadi:

a) Mereka yang terpilih dan sungguh diselamatkan tidak akan pernah jatuh dari karunia keselamatan itu secara total, yakni kehilangan keselamatannya, walaupun mereke masih dapat tergelincir dalam dosa.

b) Kemampuan bertahan dalam keselamaton (persevere) bukanlah hasil pekerjaan manusia, melainkan karya Allah Roh Kudus.

Landasan Alkitabiah:

a) Yoh 10:27-29 -- tidak ada seorangpun yang dapat merengut orang percaya dari tangan Bapa.

b) Rom 11:29 -- Allah tidak akan menarik keselamatan dari mereka yang sudah Ia karuniai keselamatan.

c) Fil 1:6 -- Allah akan menyelesaikan pekerjaanNya (termasuk keselamatan).

d) II Tes 3:3; II Tim 1:12; 4:18 -- Allah akan menjaga orang percaya dari si jahat dan meneguhkan keselamatan mereka.

e) Rom 8:38,39 -- Tidak ada sesuatupun yang dapat memisahkan orang percaya dari Kristus.

f) Jikalau orang pilihan masih dapat kehilangan keselamatannya (yakni tidak bertahan, atau tidak persevere), berarti rancangan pilihan dan keselamatan Allah dapat gagal, dan ini bertentangan dengan kesaksian Alkitab.

g) Dosa mereka yang diselamatkan sudah dibayar dengan hidup dan darah Yesus. Harga dan pembayaran yang semahal ini tidak mungkin gagal dan ditarik kembali.

h) Yesus sendiri terus berdoa bagi orang percaya, dan doa Yesus selalu efektif (Yoh 11:42; Ibr 7:25). Doa Tuhan yang efektif ini akan selalu menjaga orang percaya pada keselamatannya.

Referensi:

Berkhof, Louis. Systematic Theology. Grand Rapids: WM.B. Eerdmans Publishing Co., 1988.

Elwell, Walter. Evangelical Dictionary of Theology. Grand Rapids: Baker Book House, 1989.

Sproul, R.C. Chosen by God. Wheaton: Tyndale House Publishers, Inc., 1986.

Catatan: Artikel ini pertama kali ditayangkan di milis FICA-NET setelah diadakannya Indonesian Christian Conference (ICC) ke-8.

Kamis, Februari 04, 2010

CALVINISME - Bag 2

L = LIMITED ATONEMENT

Masalah: Apakah kematian Yesus adalah untuk menyediakan keselamatan bagi sejumlah orang saja (mereka yang terpilih), atau
kematian Yesus adalah untuk menyediakan keselamatan bagi semua orang.

Posisi yang pertama dikenal sebagai “limited atonement” atau “particular redemption”, dan posisi yang kedua dikenal sebagai “unlimited atonement” atau “general redemption”.

Berikut ini saya akan menjabarkan argumentasi dari kedua posisi di atas:

Limited Atonement / Particular Redemption:

a) Definisi: Kematian Yesus CUKUP untuk semua orang tetapi EFISIEN hanya bagi mereka yang terpilih.

b) Alkitab mengajarkan bahwa Yesus mati untuk domba-dombaNya (Yoh 10:11,15), gerejaNya (KIS 20:28), orang-orang terpilih (Rom 8:32-35), dan umatNya (Mat 1:21).

c) Rancangan Allah tidak mungkin gagal, termasuk rancanganNya untuk memberikan keselamatan lewat Yesus Kristus. Jikalau kematian Yesus adalah untuk menebus dosa semua orang, maka seharusnya semua orang akan selemat. Tetapi Alkitab mengajarkan bahwa ada orang-orang yang pada akhirnya tidak selamat. Jadi, untuk percaya bahwa kematian Yesus menebus dosa semua orang dan sekaligus percaya bahwa ada orang-orang yang tidak akan selamat berarti rancangan Allah dapat gagal.

d) Jikalau kematian Yesus membayar dosa semua orang, dan ajaran Alkitab bahwa sebagian orang akan tidak selamat adalah benar, maka berarti Allah tidak adil kepada orang-orang yang tidak selamat ini, karena mereka terpaksa membayar sendiri dosa-dosa mereka yang sudah dibayar oleh kematian Yesus (dosa-dosa mereka dibayar 2 kali, yakni oleh Yesus dan oleh mereka sendiri, sedangkan dosa-dosa mereka yang terpillh dibayar hanya 1 kali, yakni oleh Yesus saja). Maka, kematian Yesus tidak mungkin membayar dosa semua orang, melainkan hanya bagi mereka yang terpilih saja.

e) Posisi UNlimited atonement secara logis mengarah ke universalisme, yakni ajaran bahwa semua orang akan pada akhirnya selamat (tidak ada yang dibuang ke neraka), karena toh Yesus sudah membayar dosa semua orang. Tetapi universalisme ini bertentangan dengan kesaksian Alkitab.

f) Kematian Yesus tidak hanya membuka KESEMPATAN bagi manusia untuk selamat, melainkan benar-benar MENYELAMATKAN, sehingga keselamatan itu pasti. Oleh sebab itu penebusan Yesus mesti terbatasi (limited) karena hanya sejumlah orang yang akan selamat pada akhirnya, yakni akan ada yang tidak selamat (Mat 18:11; Rom 5:10; II Kor 5:21; Gal 1:4; 3:13; Ef 1:7).

g) Keselamatan berdasarkan karunia dan bukan pekerjaan, termasuk pertobatan dan iman. Jikalau Yesus mati untuk semua orang, maka semua orang mestinya mendapatkan pertobatan dan iman juga. Tetapi ini berlawanan dengan ajaran Alkitab bahwa tidak semua orang akan bertobat dan beriman kepada Allah melalui Yesus.

h) Ayat-ayat yang mengatakan bahwa Yesus mati untuk “dunia” berarti dunia dari orang-orang yang terpilih, dunia orang percaya, gereja atau segenap bangsa, bukan seluruh umat manusia. Sedangkan ayat-ayat yang mengajarkan bahwa Yesus mati untuk "semua orang" harus dimengerti sebagai semua golongan orang, bukan seluruh umat manusia.

Unlimited Atonement / General Redemption:

a) Definisi: Yesus mati untuk semua orang; kepada mereka yang percaya, penebusan itu diaplikasikan kepada mereka, tetapi kepada mereka yang tidak percaya, penebusan itu tidak diaplikasikan kepada mereka.

b) Posisi ini adalah posisi yang dipegang dalam sejarah gereja dan oleh berbagai teolog besar, antara lain Luther, Melanchon, Bullinger, dan bahkan Calvin sendiri agaknya memegang posisi ini pada waktu-waktu tertentu.

c) Alkitab mengajarkan bahwa Yesus mati untuk semua orang, dan itu harus dimengerti dalam makna yang normal-nya / literal (Yes 53:6; 1 Yoh 2:2; I Tim 2: 1-6; 4:10; Ibr 2:4).

d) Alkitab mengajarkan bahwa Yesus memikul dosa seluruh dunia dan adalah Juru¬selamat dunia. “Dunia” di sini adalah dunia yang membenci Allah, yang menolak Kristus dan dikuasai Iblis, tetapi tidak pernah berarti gereja atau orang-orang pilihan.

e) Posisi UNlimited atonement tidak mesti mengarah ke universalisme, yakni percaya bahwa Yesus mati untuk semua orang tidak berarti semua orang harus diselamatkan, karena keselamatan menuntut seseorang untuk menerima penebusan Yesus itu juga.

f) Dosa-dosa mereka yang tidak selamat tidak dibayar 2 kali karena mereka telah menolak pembayaran yang Yesus tawarkan melalui kematianNya. Jadi Allah tidak bertindak tidak adil dengan mengharuskan mereka membayar untuk dosa-dosa mereka sendiri di neraka.

g) Memang benar bahwa kematian Yesus hanya efektif untuk domba-dombaNya, umatNya, dan orang-orang terpilih, tetapi ini tidak berarti Yesus memang mati hanya untuk mereka saja.

h) Alkitab mengajarkan bahwa Yesus mati untuk orang-orang berdosa (I Tim, 1:15; Rom 5:6-8). “Orang berdosa” tidak pernah berarti gereja atau orang-orang pilihan, melainkan berarti seluruh umat manusia yang berdosa ini.

i) Allah mengundang semua orang untuk percaya dan menerima keselamatan. Jikalau Allah hanya ingin menyelamatkan sebagian orang berarti undanganNya yang universal itu adalah palsu.


Bersambung ke bagian 3

Senin, Januari 25, 2010

CALVINISME - Bag 1

Waktu di ICC8 saya dapat kesempatan untuk berdiskusi dengan beberapa orang mengenai Calvinism. Berikut ini saya ingin memberikan sedikit pengertian saya mengenai ajaran-ajaran pokok dari Calvinism. Perlu diterangkan dulu bahwa anda dapat menerima poin-poin Calvin di bawah atau menolak sebagian. Para teolog sendiri sampai sekarang tidak semua setuju dengan semua poin-poin Calvin. Artikel ini tidak dimaksudkan untuk memecahkan / menggolong-golongkan warga fica-net. Semoga informasi berikut ini berguna bagi anda sekalian.

John Calvin adalah seorang tokoh Reformasi di abad ke-16. Dia dijuluki “Systematizer of the Reformation” karena pemikiran yang sistematis atas kepercayaan-kepercayaan Kristen Reformasi (Protestan). Apa yang diajarkannya kadang-kadang dirangkum dengan singkatan TULIP, yang akan dijelaskan di bawah ini.

T = TOTAL DEPRAVITY
Definisi: "The unmeritoriousness of man before God because of the corruption of original sin."

Secara negatif, total depravity TIDAK berarti bahwa:

a) Manusia tidak dapat berbuat baik di hadapan manusia maupun Allah, melainkan bahwa perbuatan baik manusia tidak pernah cukup untuk membeli keselamatan dari Allah.

b) Manusia tidak lagi mempunyai hati nurani yang membedakan mana yang baik dan mana yang jahat, melainkan hati nurani manusia sudah dicemari dosa sehingga tidak lagi dapat dipercaya sepenuhnya.

c) Manusia melakukan semua dosa atau melakukan suatu dosa semaksimalnya.

Secara positif, total depravity berarti:

a) Total = seluruh aspek kehidupan manusia dicemari dosa.

b) Depravity = tidak ada yang manusia dapat perbuat untuk meraih keselamatan dari Allah.

Landasan Alkitabiah:

Tuhan Yesus mengakui orang-orang baik (Mat 22:10), tetapi menyebut murid-muridNya sendiri sebagai orang-orang yang jahat (Mat 7:11). Pikiran telah dicemari (Rom 1:28; Ef 4:18), juga hati nurani (lbr 9:14), hati menyesatkan (Yer 17:9), dan manusia pada dasarnya berada di bawah murka (Ef 2:3). Depravity ada dalam diri kita dan merupakan akar dari segala kejahatan (Mar 7:20-23). Depravity tertanam dalam sekali dalam diri kita, universal dan total (Rom 3:9-18). Oleh sebab total depravity ini manusia tidak dapat menyelamatkan diri sendiri (Yoh 1:13). Jikalau Roh Kudus tidak menerangi hati seseorang, ia akan tetap berada dalam kegelapan (I Kor 2:14).

U = UNCONDITIONAL ELECTION
Definisi: “That eternal act of God whereby He, in His sovereign good pleasure, and on account of no forseen merit in them, chooses a certain number of men to be the recepients of special grace and of eternal salvation.”

Beberapa poin di sini:

a) Allah memilih (elected) sejumlah orang untuk memperoleh keselamatan dan menjadi anak-anakNya (Mat 22:14; Rom 11:5; I Kor 1:27,28; Ef 1:4; I Tes 1:4; I Pet 1:2; II Pet 1:10).

b) Pemilihan (predestinasi) ini didasarkan pada kedaulatan Allah dan kehendakNya yang baik.

c) Pemilihan ini tidak dapat diubah, sehingga keselamatan dari orang-orang yang terpilih adalah pasti.

d) Pemilihan ini adalah kekal, yakni dipilih sejak dari kekekalan (Rom 8:29,30; Ef 1:4,5).

e) Dan pemilihan ini adalah tidak bersyarat (unconditional election). Maksudnya, Allah tidak memilih orang-orang ini berdasarkan sesuatu yang orang-orang ini perbuat; pemilihan Allah hanyalah berdasarkan kehendak Allah yang berdaulat dan baik saja (Rom 9:11; KIS 13:48; II Tim 1:9; I Pet 1:2).

Bersambung ke bagian 2