Senin, Februari 25, 2008

SADARKAH ANDA?

Kebanyakan kita adalah murid atau karyawan. Hidup kita serasa suatu rutin yang terus berulang setiap hari. Pagi kita bangun (atau siang, jikalau kita bukan orang pagi), lalu mandi dan makan. Kemudian kita pergi ke sekolah atau ke tempat kita bekerja. Sorenya, kita pulang. Kita makan malam, santai sebentar, lalu tidur. Esok hari, rutin yang sama terulang lagi, kecuali kalau hari Sabtu atau Minggu. Saya rasa, hidup kita kebanyakan seperti skenario di atas.

Di dalam rutin ini, sering kita lupa untuk berhenti sejenak. Bukan berhenti untuk mencium harumnya bunga atau menghirup udara yang sudah terkena polusi (apalagi di LA ini), tetapi untuk berpikir...berpikir mengenai suasana rohani di sekitar kita, berpikir mengenai jiwa-jiwa yang hilang, berpikir mengenai pengaruh ajaran-ajaran yang tidak benar yang menarik banyak orang jauh dari Tuhan kita.

Ambillah sebagai contoh, pengalaman saya beberapa waktu yang lalu. Waktu saya mengunjungi beberapa toko, mata saya melihat selebaran-selebaran dadu dengan judul "Are you curious about yourself? Free Personality Test enclosed". Demi memuaskan rasa ingin tahu, saya mengambil satu lembar. Ternyata, selebaran ini berisi sebuah survey dengan 200 pertanyaan, yang dirancang untuk mengevaluasi kepribadian kita. Kita dapat menjawab semua pertanyaan ini, lalu mengirimkan jawabannya ke suatu tempat, di mana jawaban itu akan dinilai dan kepribadian kita ditentukan. Ketika saya membaca lebih lanjut, saya jadi terkejut, karena penerbit dari survey ini ternyata adalah Scientology.

Saya tidak tersinggung jikalau ada sebuah survey yang berisikan 200 pertanyaan, yang ditujukan untuk mengevaluasi kepribadian kita, tersebar di berbagai tempat umum. Yang saya sayangkan adalah penerbitnya, yaitu Scientology. Kepercayaan ini didirikan oleh L. Ron Hubbard, seorang penulis cerita fiksi. Buku pegangannya berjudul Dianetics. Mungkin anda pernah melihat reklame buku ini di televisi atau di papan reklame di jalanan maupun di bus umum. Scientology mengatakan bahwa manusia berasal dari suatu ras ilahi (disebut thetan), yang datang ke bumi. Mereka mengalami proses reinkarnasi, dan dalam setiap reinkarnasi mereka tidak mengingat kehidupan mereka yang sebelumnya. Tetapi tanpa disadari, hal-hal buruk yang terjadi dalam kehidupan sebelumnya tertanam dalam pikiran mereka, dan ini menghambat kemajuan rohani mereka. Melalui Scientology, mereka dapat mengikuti semacam terapi yang dapat membebaskan mereka dari hambatan ini, sehingga mereka dapat kembali menjadi thetan. Terapi-terapi Scientology sangat mahal harganya. Seseorang harus menghabiskan banyak sekali uang supaya dia bisa terbebas. Hal ini mencekik orang-orang yang mengira bahwa cara-cara Scientology adalah mujarab, sedangkan agama ini sebenarnya adalah agama fiksi. Mudah sekali bagi Scientology untuk menjerat orang yang sedang bingung dan yang merasa tidak srek (secure) dengan dirinya sendiri.

Jikalau anda suka menonton televisi, mungkin anda sudah pernah melihat sebuah reklame yang indah sekali. Dilihat bagian depannya, reklame ini kelihatan seperti reklame Kristen yang sedang menawarkan Alkitab atau sebuah buku rohani. Tetapi belakangan, yang ditawarkan adalah Book of Mormon. Yang lebih menarik lagi, reklame ini memberikan sebuah toll-free number, dan dengan menelepon nomor ini, anda dapat memperoleh buku ini dengan gratis. Sebenarnya, ajaran Mormon dan Book of Mormon bertentangan dengan Alkitab. Mormon mengajarkan antara lain bahwa ada banyak allah, Yesus tidak dilahirkan oleh seorang perawan, dll. Book of Mormon, yang mereka anggap setara dengan Alkitab, mengandung banyak hal yang tidak masuk akal, kontradiksi, ajaran-ajaran yang bertentangan dengan ajaran Alkitab, bahkan jiplakan. Reklame Book of Mormon menyebarkan ajaran yang sesat dan menipu. Tetapi bagi orang yang tidak tahu, mereka akan menerima tawaran reklame ini, mengangkat telepon dan memesan satu buku. Bahkan orang Kristen yang tidak tahu mengenai ajaran Mormon, mereka juga mungkin tertarik. Akibatnya, mereka disesatkan oleh ajaran yang tidak berasal dari Allah.

Satu lagi kepercayaan sesat yang sedang meluas adalah New Age Movement. Jikalau anda perhatikan di toko-toko buku seperti B. Dalton dan Walden Book, .sekarang banyak dijual buku-buku dengan topik New Age seperti astrology, chanelling (cara-cara menghubungi roh halus), dll. Ada juga toko buku New Age, yang agaknya lebih lama bukanya daripada toko-toko buku Kristen. Toko-toko kaset juga sekarang mempunyai bagian khusus untuk lagu-lagu New Age. Bahkan belum lama yang lalu, pernah diadakan eksperimen di antara anak-anak sekolah di Amerika untuk memakai teknik-teknik okultisme / gaib (occultic) di dalam mereka belajar. Eksperimen ini diadakan untuk melihat apakah teknik-teknik ini dapat membantu mereka di dalam pelajaran mereka, walaupun sebenarnya ini menjerumuskan generasi yang akan datang ke tangan Setan. Sekarang juga ada psychic hot line, di mana orang bisa berkonsultasi dengan seorang psychic (cenayang atau peramal) melalui telepon. Dan tempat ramal sekarang sudah berkembang di mana-mana. Orang yang tidak tahu akan bahaya dari praktek-praktek New Age dapat dengan mudahnya terperangkap di dalam kegiatan-kegiatan okultisme yang ditentang oleh Allah.

Semua hal di atas adalah contoh dari gejala kebobrokan rohani yang ada di sekitar kita. Sadarkah kita bahwa orang-orang yang terlibat dengan ajaran-ajaran sesat seperti di atas adalah orang-orang yang tidak mempunyai keselamatan di dalam Yesus? Sadarkah kita bahwa mereka semua sedang menuju ke Neraka? Sadarkah kita akan kerusakan rohani yang mengancam generasi yang akan datang? Sadarkah kita akan hal yang patut kita lakukan sebagai orang Kristen, yaitu mengabarkan Injil Kristus kepada keluarga dan teman-teman kita, membawa mereka kepada Allah yang menyelamatkan dan kebenaranNya yang murni?

Mungkin ada di antara kita yang berkata, "Saya tidak tahu banyak tentang ajaran sesat. Bahkan, saya tidak tertarik dengan hal-hal semacam itu!" Tapi ini bukan alasan buat kita untuk tidak memperhatikan teman-teman dan keluarga kita yang terperangkap. Kita tidak perlu tahu banyak mengenai Mormon atau Jehovah Witnesses atau Scientology atau New Age. Yang kita perlu lakukan adalah mempelajari Firman Tuhan, sehingga kita sendiri tahu dan mengerti kebenaran-kebenaran Alkitab. Jikalau kita mengerti ajaran Alkitab, kita akan dapat menguji segala ajaran yang kita dengar dan tahu apakah itu sesuai dengan Alkitab atau tidak. Tanpa mendalami pelbagai kepercayaan sesat, kita dapat menyampaikan kebenaran kepada orang-orang yang tertipu dan membawa mereka kepada Kristus. Ingatlah ilustrasi ini: Seorang pegawai bank tidak mempelajari bagaimana cara untuk mengenali uang palsu. Yang dia lakukan adalah mempelajari ciri-ciri uang yang asli. Dengan mengetahui uang asli, dia dapat dengan cepat mengenali uang palsu, karena uang palsu mempunyai ciri-ciri yang lain dengan uang asli. Demikian juga dengan kita. Kita perlu mengetahui kebenaran Allah, sehingga kapan saja kita mendengar keluarga atau teman kita bercerita tentang kepercayaannya yang lain dengan ajaran Alkitab, kita dapat memberitakan Kristus yang benar kepada dia dan membawa dia kepadaNya. Pertanyaannya sekarang adalah: Sadarkah kita akan perlunya mempelajari Alkitab dengan serius? Sadarkah kita akan orang-orang yang jauh dari kebenaran? Sadarkah kita?

Bibliography

Larson, Bob. Larson's Book of Cults. Wheaton: Tyndale House Publishers, 1986
Martin, Walter. The Kingdom of the Cults. Minneapolis: Bethany House Publishers, 1985

Catatan: Tulisan ini saya selesaikan pada 20 Juli 1990. Banyak pengamatan dalam artikel ini relevan untuk tahun 1990 di Los Angeles, Amerika Serikat, tempat dimana artikel ini saya tulis, tetapi pesan intinya saya kira tetap relevan sampai kapan pun di mana pun.

Sabtu, Februari 16, 2008

KESAN-KESAN TAHUN 1990

Menjelang pergantian tahun, sering kali kita mengenang hal-hal yang kita sudah alami selama tahun yang hampir berlalu. Kita mengingat teman-teman kita, keluarga, dan pengalaman-pengalaman kita dengan mereka dan dalam sekolah, pekerjaan, dan lain-lain. Kadang-kadang kita juga mengambil pelajaran dari kesalahan-kesalahan kita supaya di tahun yang akan datang kita tidak lagi mengulangi hal yang lama. Menjelang habisnya tahun 1990 dan mulainya tahun 1991, saya pun mendapatkan kesempatan untuk mengenang beberapa hal saya lihat tahun ini. Dan saya ingin bagikan beberapa dari kenangan itu dengan saudara.

Saya merasa tahun 1990 adalah tahun yang paling berkesan bagi saya. Di tahun ini, saya dikaruniai Tuhan jabatan sebagai ketua Persekutuan Pemuda. Saya sangat bersyukur atas pelayanan ini, bukan saja karena tanggung-jawab ini memberikan peluang bagi saya untuk mengembangkan diri saya, tetapi juga karena dalam posisi ini saya boleh memperhatikan kehidupan dari banyak orang dan melihat tangan Tuhan membentuk mereka. Saya melihat banyak muda-mudi bertumbuh selama setahun ini. Banyak orang yang saya kenal di awal tahun sudah mengembangkan karakter-karakter yang lebih indah di akhir tahun. Hal ini sungguh membuat saya terkagum-kagum, karena semua ini membuktikan bahwa Tuhan sungguh bekerja di dalam hidup anak-anakNya. TanganNya sungguh seperti tangan seorang ahli kendi, yang membentuk gumpalan tanah liat dari tidak berbentuk menjadi kendi yang elok rupanya. Di tahun 1990 saya juga sempat menyaksikan beberapa orang yang menyerahkan dirinya untuk pelayanan full-time. Kejadian ini sungguh membuat hati saya melonjak dalam sukacita, karena saya sadar bahwa beberapa teman saya adalah orang yang sangat spesial di mata Tuhan, yang Dia panggil untuk menjadi hambaNya sepenuh hidup. Saya merasa bahwa untuk menjadi teman dari seorang yang spesial di mata Tuhan adalah suatu karunia yang besar.

Di samping itu, hati saya juga sangat bersuka ketika saya melihat betapa teman-teman saya muda-mudi sangat bertalenta dan rela berkorban demi pelayanan. Tahun ini saya tidak mempunyai kesempatan untuk mengikuti perayaan Natal di Amerika. Oleh karena itu, dua kali saya menyaksikan latihan drama gereja kita, dengan harapan supaya saya dapat melihat drama ini, walaupun saya tidak dapat mengikuti pementasan yang sebenarnya. Ketika saya duduk menonton, tiba-tiba saya menyadari betapa bertalentanya teman-teman yang berperan di atas panggung, dan betapa besar komitmen mereka untuk menghafalkan dan menghayati peranan mereka. Saya menyadari juga kemampuan yang Tuhan sudah berikan kepada orang-orang yang mengurus sound system, lighting, dan yang lainnya walaupun mereka tidak tampak di atas panggung. Dan kemudian, saya juga teringat akan rupa-rupa kegiatan yang muda-mudi GKI-LA sudah lakukan selama tahun 1990. Saya ingat drama yang diolah oleh muda-mudi pada waktu Paskah, teman-teman yang terlibat di dalam team untuk memimpin persekutuan pemuda menyanyi, anggota-anggota vocal group, dan lain-lain. Semua menunjukkan betapa muda-mudi gereja yang saya kenal selama ini sungguh bertalenta dan begitu rela melayani. Saya merasa terharu dan bangga untuk dapat mengenal dan bergaul dengan kalian semua.

Di tahun 1990 ini, saya melihat bagaimana Tuhan bekerja di gereja kita, bagaimana Tuhan ikut campur dalam kehidupan teman-teman saya untuk menjamah, menguatkan, dan memanggil mereka. Saya sungguh mengucap syukur kepada Tuhan karena Ia telah menempatkan teman-teman sekalian di sekitar saya, sehingga saya boleh menyaksikan kasih dan pekerjaan Tuhan yang indah. Bersekutu, melayani, dan berteman dengan kalian adalah suatu pengalaman yang tidak terlupakan. Segala puji hanya untuk Tuhan. Haleluya, amin!

nb: Selamat hari Natal dan Tahun Baru kepada teman-teman sekalian, muda-mudi GKI-LA.

Catatan: Artikel ini saya tulis di akhir tahun 1990. Ketika itu saya masih berada di Amerika Serikat, dan selama di sana saya beribadah dan melayani di GKI Lake Avenue (GKI-LA), sebuah gereja berbahasa Indonesia yang pada waktu itu digembalai oleh Pdt. Bob Jokiman dan masih meminjam tempat di Lake Avenue Congregational Church di Pasadena, Los Angeles. Keterlibatan saya di gereja ini telah menumbuhkembangkan kerohanian saya selama di perantauan.

Rabu, Februari 13, 2008

DI MANAKAH LADANG TUHAN?

"Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai" ( Yohanes 4 : 35 )

Perkataan di atas diucapkan Tuhan Yesus sementara seorang wanita Samaria kembali ke kotanya dan mengajak seluruh penduduk untuk bertemu dengan sang Mesias. Yesus mengarahkan pandangan murid-muridNya kepada jiwa-jiwa di sekeliling mereka yang memerlukan keselamatan di dalam Dia. Apakah sekarang ini kita juga sedang berdiri di tengah ladang Tuhan? Adakah kita melihat dan mengasihi jiwa-jiwa yang terluka dan masih jauh dari Tuhan?

Pandanglah dunia sekarang ini. Masih banyak orang yang belum mendengarkan Injil atau belum menerima Yesus sebagai Juruselamat. Mereka tersebar di berbagai daerah, berasal dari berbagai suku dan bangsa, berbicara dalam berbagai dialek dan bahasa. Mereka menganut berbagai agama seperti Islam, Budha, Hindu, kepercayaan primitif, dan lain-lain. Mereka terjerat di dalam berbagai ajaran sesat seperti Mormonisme, Saksi-saksi Yehovah, Gereja Kristen Ilmu Pengetahuan (Christian Science), Scientology, dan sebagainya. Bahkan di dalam gereja sendiri terdapat ajaran-ajaran yang tidak Alkitabiah dan merusak kehidupan orang. Tetapi 2000 tahun yang lalu, Yesus mati di kayu salib juga untuk mereka semua. Dunia ini adalah ladang Tuhan.

Pandanglah orang-orang yang sering kita jumpai, baik di sekolah maupun di tempat kerja. Banyak orang di sekitar kita yang tidak percaya adanya Tuhan, tidak peduli akan Tuhan, atau bingung akan hal-hal rohaniah. Mereka mungkin pandai, bahkan mengajar di perguruan tinggi atau menjadi bos kita, tetapi mata rohani mereka dibutakan oleh kuasa kegelapan. Teman-teman kita mungkin tampak ramah dan sopan, namun Tuhan masih terus mengetuk pintu hati mereka tanpa pernah dibukakan dan dipersilahkan masuk. Orang-orang di sekitar kita mungkin kelihatan periang, tetapi di belakang pintu rumah dan kamar yang tertutup mungkin banyak dari mereka yang menderita karena dinodai, diperlakukan dengan tidak senonoh, disiksa fisik dan batin, ataupun kesepian. Mereka yang suka bercanda dengan kita mungkin sedang bergumul dengan pikiranpikiran yang kotor, rencana-rencana yang fatal, kesedihan karena ditolak atau ditinggalkan seseorang, ataupun amarah terhadap Tuhan. Mereka yang dekat dengan kita mungkin terjerat dalam pemakaian obat bius atau perbuatanperbuatan lain yang melanggar hukum. Banyak anak muda yang terkena pengaruhpengaruh buruk dari musik rock dan heavy metal, ataupun dari media yang lainnya. Mungkin ada yang baru mengalami hal yang menyedihkan, yang memerlukan perhatian dan kasih sayang kita. Kenalan kita mungkin adalah korban dari penganiayaan Satanisme, yang pernah menyaksikan korban-korban Satanisme, disiksa, atau dipaksa berpartisipasi di dalam berbagai kegiatan yang tidak wajar dan mengerikan. Banyak dari tragedi di atas dapat juga terjadi dalam hidup teman-teman di gereja. Adakah kita cukup sensitif untuk melihat lebih dalam dari sekedar kulit di luar, untuk melihat apa yang sedang terjadi di dalam hidup dan hati mereka? Mereka yang kita kenal adalah ladang Tuhan.

Pandanglah saudara-saudari kita dari Indonesia. Banyak yang datang ke Amerika tanpa tahu apa-apa, tidak dapat berbicara, tidak ada pekerjaan, tidak tahu bagaimana mencari sekolah, tidak punya banyak uang, tidak punya teman, dan kesepian. Bahkan mereka yang sudah beberapa lama berada di sini masih ada yang membutuhkan pertolongan, baik fisik maupun batin. Mereka membutuhkan uluran tangan kita. Masyarakat Indonesia adalah ladang Tuhan.

Seperti pada masa hidup Tuhan Yesus, kita sekarang berada di tengah ladang Tuhan. Kemana pun kita pergi dan siapa pun yang kita jumpai, baik dia itu kenalan kita atau orang asing, kita sedang melihat suatu ladang yang sudah menguning. Orang-orang di pedalaman, orang-orang di kota besar, teman kita sekelas, orang sekantor, saudara segereja, orang-orang di jalan yang tidak kita kenal,..... mereka semua adalah ladang Tuhan. Tidak ada satu tempat pun di mana kita tidak dapat melayani Tuhan, baik dengan mengabarkan Injil atau menyatakan kasih dan pengertian. Pertanyaannya adalah, apakah kita rela untuk memandang ladang Tuhan di sekitar kita dan turun tangan untuk bekerja?

Apa yang harus kita lakukan? Marilah kita menyerahkan hidup kita sepenuhnya kepada Tuhan supaya Dia pakai. Marilah kita, dengan kuasa Roh Kudus, merubah cara hidup kita sehingga menyerupai kehidupan Tuhan kita Yesus Kristus. Marilah kita mulai memperhatikan orang lain, tidak hanya memikirkan kepentingan diri sendiri saja. Marilah kita menjadi terang dalam kehidupan orang di sekitar kita. Memang kita yang terbatas tidak mampu melakukan semua bentuk pelayanan, tetapi marilah kita datang ke hadirat Tuhan dan mencari tahu kehendakNya atas hidup kita, dan mendengarkan ke mana Dia ingin mengutus kita. Marilah kita menanggapi ajakan Tuhan, "Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai."

Catatan: Artikel ini ditulis pada 20/04/1991, ketika saya masih menimba ilmu di Amerika Serikat.

Rabu, Februari 06, 2008

IMLEK – bag 2

Satu hari sebelum Imlek orang mulai mempersiapkan sembahyang besar. Sesajen lengkap disiapkan, misalnya hio, kue, buah, juga termasuk hewan yang disembelih, kadang-kadang 3 macam yaitu babi, ayam dan ikan bandeng, kadang-kadang sampai 5 macam yaitu ditambah bebek dan kepiting. Meja abu juga disiapkan. Hari sebelum Imlek ini orang mulai sembahyang pada para dewa dan leluhur. Bahkan ada tradisi untuk sembahyang sekitar tengah malam tahun baru Imlek, juga waktu subuh hari pertama Imlek. Selain sembahyang keluarga juga berkumpul untuk makan minum, biasanya dengan macam makanan yang lengkap. Di dalam pesta keluarga ini ada juga yang menyiapkan jatah makanan dan tempat untuk anggota keluarga yang sudah meninggal, supaya seluruh keluarga besar, baik yang masih hidup maupun yang sudah mati bersama-sama berpesta menyambut tahun baru.

Hari pertama Imlek, orang sembahyang pada para dewa. Ada juga yang hari itu tidak makan daging, dengan harapan mendapat umur panjang dan bahagia hidupnya. Hari kedua, sembahyang sambil memanjatkan doa kepada para dewa dan leluhur. Ada juga yang percaya bahwa hari kedua adalah hari jadi semua anjing, jadi hari itu anjing diperlakukan ekstra baik dan diberi makan yang cukup dan enak-enak. Hari ketiga dan keempat adalah hari untuk para menantu laki-laki untuk mengunjungi dan menghormati mertuanya. Selain itu hari keempat adalah juga hari kembalinya para dewa dari surga ke bumi, maka orang menyambut lagi dengan sesajen dan sebagainya, supaya para dewa senang dan melimpahkan rejeki dan berkah surgawi. Hari kelima sampai kesepuluh adalah waktu untuk saling berkunjung dan sembahyang di kuil memohon hoki dan kekayaan. Hari ketujuh dipercaya sebagai hari jadi manusia, maka orang makan mie sebagai tanda umur panjang dan ikan mentah sebagai tanda sukses. Hari kedelapan dirayakan oleh orang di Fujian dengan kumpul keluarga dan makan-minum, lalu tengah malam dikhususkan untuk sembahyang pada Thien, sang kaisar langit. Hari kesepuluh sampai keduabelas adalah waktu untuk mengundang teman dan keluarga untuk makan malam bersama. Hari ketigabelas, setelah hampir dua minggu terus makan enak, tiba saatnya untuk hanya makan bubur dan sayuran. Hari keempatbelas, orang mempersiapkan pesta lentera atau lampion, yang dilakukan pada hari kelimabelas, hari terakhir perayaan Imlek. Tanggal 15 bulan pertama adalah bulan purnama yang pertama kali dalam tahun baru itu, maka orang-orang merayakannya dengan spesial. Terutama orang-orang Canton dan Tiociu, mereka membuat banyak lampion dengan berbagai bentuk dan ukuran dan warna, ditaruh lilin di dalamnya. Malam harinya semua lampion dipamerkan jadi suasana begitu indah. Ada juga kebiasaan gadis-gadis melempar jeruk ke sungai dan menghanyutkan lentera di atas daun lotus di sungai, dengan harapan bisa mendapatkan calon suami yang baik.

Selain rangkaian perayaan Imlek di atas, ada juga hal-hal lain yang dilakukan orang dalam merayakan Imlek. Rumah harus dibersihkan sebelum hari Imlek. Pada malam sebelum Imlek, semua sapu, sikat, dan sebagainya harus disimpan. Pada hari pertama tahun Imlek orang tidak boleh menyapu atau membersihkan, karena takut sewaktu menyapu rejeki juga ikut tersapu dan terbuang. Mulai hari kedua orang baru boleh menyapu, tetapi sampahnya tidak boleh dibawa keluar, melainkan ditaruh di pojok rumah, dan juga tidak boleh terinjak, supaya rejeki tetap ada di rumah dan tidak hilang. Sampai tanggal lima sampah baru boleh dibuang keluar, dan itupun harus dibawa lewat pintu belakang rumah, tidak boleh lewat pintu depan. Kemudian rumah juga dihias. Selain dengan pita-pita merah, kadang-kadang bertulisan puisi, juga dihias dengan vas bunga mekar, piring berisikan jeruk dan nampan berisikan permen atau manisan buah kering. Dalam penafsiran Tionghoa, bunga berarti kekayaan dan kemajuan karir, mekar berarti kelahiran dan pertumbuhan, buah jeruk berarti kebahagian yang berlimpah. Maka secara etika Tionghoa orang membawa buah jeruk sewaktu berkunjung Imlek, apalagi kalau masih ada daunnya yang menempel, itu pertanda hubungan baik tetap terpelihara. Kemudian nampan permen itu biasanya berbentuk bulat atau segi delapan, dan itu berarti nampan kebersamaan. Orang dewasa yang mengambil permen dari sana biasanya menaruh angpau di tengah nampan. Hutang-hutang juga perlu dilunasi sebelum Imlek, dan orang juga tidak boleh memberi hutang pada orang lain pada hari Imlek, sebab kalau tidak uangnya akan terus dipinjam orang selama setahun itu. Orang juga tidak boleh bicara kata kotor atau yang negatif, tidak boleh bercerita tentang hantu, tidak boleh bilang si, yaitu angka empat yang kedengarannya seperti kata mati, dan tidak boleh bicara soal masa lalu karena nanti bisa kembali ke masa lalu dan tidak bisa maju ke tahun baru. Orang juga tidak boleh menangis di hari Imlek karena kalau tidak ia akan terus menangis setahunan. Maka biasanya anak-anak tidak dihukum walaupun nakal bagaimanapun. Rambut juga tidak boleh dicuci karena kuatir akan melunturkan hoki. Secara umumnya, semua perilaku dan suasana di hari Imlek akan menjadi perilaku dan suasana yang berlaku selama setahun, maka di hari Imlek semua harus sopan, baik, gembira, memakai baju baru dan bagus, sepatu bagus, dan seterusnya, supaya selama satu tahun mereka bisa hidup bahagia.

Jadi bagaimana kita sebagai orang Kristen menanggapi perayaan Imlek? Boleh tidak ikut merayakan Imlek? Boleh saja, asalkan hanya sebagai tradisi dan tidak ikut aktivitas-aktivitas yang tidak sesuai dengan iman Kristen. Kita boleh saja ikut menyambut tahun baru menurut kalender orang Tionghoa, ikut makan-makan dan bersukacita. Tetapi jangan ikut sembahyang pada para dewa ataupun leluhur, atau melakukan tahyul-tahyul lainnya seperti masalah menyapu, dan sebagainya. Imlek adalah bagian dari budaya Tionghoa, dan kita sebagai keturunan Tionghoa harus juga menghargai budaya yang sudah lebih tua dari budaya barat itu. Tetapi kita sebagai anak Tuhan dan anak terang harus juga menerangi apa-apa yang gelap dalam kebudayaan. Sekarang kalian sudah tahu apa itu Imlek, apa-apa yang bisa diterima dan apa-apa yang tidak bisa diterima karena tidak sesuai dengan ajaran Alkitab. Dengan itu, sekali lagi kung si fat choi, dan semoga kalian terus bertumbuh di dalam Tuhan di tahun 2551 ini!

Catatan: Tulisan ini merupakan bahan pelajaran untuk Sekolah Minggu GKI Pinangsia Kelas Praremaja, diajarkan pada hari Minggu setelah perayaan Imlek tahun 2000, yaitu pada tanggal 6 Februari 2000.

IMLEK - bag 1

Selamat pagi semua, dan kung si fat choi! Selamat tahun baru Imlek. Siapa di antara kalian yang kemarin Jumat dan Sabtu ikut merayakan Imlek? Apa yang kalian dan keluarga kalian lakukan dalam merayakannya?

Kalian tahu Imlek itu sebenarnya perayaan tahun baru menurut kalender orang Tionghoa. Jadi Imlek itu sama seperti New Year-nya kita dan kebanyakan orang di dunia ini, atau seperti Tahun Baru Hijriah-nya orang Islam. Kalau New Year itu tahun baru menurut kalender orang barat, yang perhitungannya menurut putaran bumi atas matahari, yang disebut sistem solar, sedangkan Imlek itu menurut kalender orang Tionghoa yang perhitungannya menurut putaran bulan, disebut sistem lunar. Kalau menurut New Year kita, kita sekarang ada di tahun 2000. Kalau menurut Imlek, tahun berapa sekarang? Tahun 2551, yang menurut perhitungan shio termasuk tahun naga, maka dianggap tahun ini adalah tahun hoki, karena naga dianggap hewan yang paling besar dan sakti di antara hewan-hewan shio lainnya. Kalau tahun Hijriah 6 April nanti, tahun berapa, ada yang tahu? Tahun 1421. Jadi menarik kan? Dunia baru masuk abad 21 atau milenium 3 atau tahun 2000, tetapi orang Tionghoa sudah setengah milenium lebih dari milenium 3, sedangkan orang Islam masih setengah milenium lebih lagi baru masuk milenium 3. Untung komputer itu termasuk barang baru dan dibuat menurut satu standar yaitu standar internasional, kalau tidak maka orang Tionghoa sudah kena masalah Y2K 551 tahun yang lalu, sedangkan orang Islam masih aman sampai 500-an tahun lagi ke depan.

Orang Tionghoa dulunya memakai sistem lunar karena bulan yang paling gampang dipakai sebagai patokan waktu, karena bulan punya bentuk-bentuk yang terus berulang, dari purnama sampai sabit sampai purnama lagi, dan juga bentuk-bentuk bulan itu punya pengaruh tertentu pada alam, misalnya waktu purnama maka air paling pasang, dan lain-lain. Jadi bagi orang Tionghoa kuno yang pekerjaannya kebanyakan bersifat agraris dan maritim – petani, nelayan, dan sebagainya – penanggalan menurut bulan itu berguna bukan saja untuk tahu waktu tetapi juga untuk tahu kapan waktunya menanam dan menuai, kapan waktunya keluar laut dan kembali, dan seterusnya. Selain itu, setiap awal tahun Imlek selalu bertepatan dengan permulaan musim semi, dan dalam tafsiran orang Tionghoa sewaktu musim semi itu seakan alam semesta lahir kembali sesudah kematian selama musim dingin, maka awal tahun yang adalah awal musim semi ini menjadi waktu buat orang bersuka cita. Memang setelah zaman berkembang dan orang beralih dari agraria/maritim ke industri, orang sudah tidak lagi mendapat banyak manfaat dari penanggalan lunar, tetapi Imlek itu sendiri tetap dirayakan karena sudah menjadi tradisi dan bagian dari budaya orang Tionghoa, hanya saja makna-makna alam-nya berubah. Waktu-waktu untuk mencari nafkah dan kelahiran alam semesta itu akhirnya berubah jadi hoki, kemakmuran, kesehatan, dan seterusnya.

Perayaan Imlek itu sendiri punya legenda-nya. Konon di zaman dulu di Tiongkok ada satu monster yang hidup di ketinggian gunung-gunung, namanya Nien. Kalian tahu apa artinya nien dalam bahasa Mandarin? Artinya tahun. Dan monster ini dinamai Nien atau tahun karena setiap tahun ia turun dari pegunungan ke desa-desa di Tiongkok dan akan memangsa setiap manusia yang ia temukan, baik itu laki atau perempuan, tua atau muda, besar atau kecil, semua yang namanya manusia akan dimakan. Maka setiap tahun, kalau sudah waktunya Nien akan turun gunung, orang-orang akan bersembunyi dalam rumah, dan di dalam rumah mereka persiapkan makanan dan minuman, dan mereka makan minum sepuasnya karena mungkin ini kali terakhir mereka bisa makan minum, karena mungkin saja sebentar lagi mereka jadi mangsa Nien. Kalau mereka bisa lewati malam itu sampai besok pagi, berarti Nien sudah kembali ke gunung dan mereka selamat, maka mereka keluar dan saling mengucap selamat dan bergembira, itulah dianggap hari pertama tahun baru. Suatu ketika, sewaktu Nien datang, ada satu anak yang ketinggalan di jalan. Anak ini kebetulan memakai baju merah. Orang-orang begitu tegang melihat anak ini ketika Nien datang mendekati, tetapi ketika diperhatikan ternyata Nien tidak berani dekat-dekat anak ini. Kemudian anak itu membakar petasan dan melempar ke Nien, ternyata Nien jadi ketakutan dan lari. Melihat itu orang-orang yang tadinya mengintip dari jendela dan pintu rumah, segera keluar sambil berteriak-teriak dan memukul-mukul kaleng, drum, kentongan, dan lain-lain, berusaha mengusir Nien dengan suara gaduh. Akhirnya Nien pergi dan ternyata tidak pernah kembali lagi. Sejak itulah sewaktu Imlek orang merayakannya dengan gegap gempita, sambil membakar petasan di mana-mana. Warna merah juga jadi warna utama Imlek, maka di mana-mana, termasuk di ambang-ambang pintu digantung kain-kain merah, kadang-kadang dengan tulisan-tulisan puitis. Selain untuk mengingat bahwa warna merah adalah warna yang ditakuti Nien, merah juga menggambarkan musim semi karena sastrawan Tiongkok sering menggambarkan musim semi sebagai musim yang serba merah, dan juga merah menjadi warna hoki. Selain itu juga ada tarian barongsai. Barongsai itu sebenarnya menggambarkan Nien, yang kemudian digambarkan seperti seekor singa karena singa itu raja dari semua hewan. Di dalam perkembangannya barongsai itu tidak dianggap jahat seperti Nien, melainkan bahkan pembawa hoki dan akan mengusir bencana, malapetaka dan roh-roh jahat di tempat-tempat yang ia kunjungi. Di banyak masyarakat Tionghoa, sewaktu Imlek, mereka undang tari barongsai ke rumah atau toko mereka. Barongsai itu akan masuk ke sana, ke setiap ruang, yang berarti membawa hoki dan mengusir petaka dari rumah atau toko itu. Lalu di depan pintu orang menggantung daun hijau dan angpau. Barongsai itu akan menangkap dan melahap daun dan angpau itu, lalu sambil berbaring ia seperti mengunyah, lalu daun itu dimuntahkan keluar, yang artinya kelimpahan segalanya di tahun yang baru.

Perayaan Imlek itu bukan perayaan satu hari saja, melainkan 15 hari yaitu tanggal 1 sampai 15, atau bahkan ada yang tarik sampai 22 hari atau 3 minggu. Itu karena ada satu peristiwa yang terjadi seminggu sebelum Imlek, yang nantinya berhubungan dengan Imlek itu sendiri. Menurut kepercayaan orang Tionghoa, tanggal 23 bulan 12 Imlek adalah waktunya para dewa yang tinggal di bumi untuk kembali ke surga, melapor pada Thien, yaitu dewa yang tertinggi atau kaisar langit. Maka orang-orang Tionghoa mengantar kepergian para dewa ini dengan hio, sesajen, dan lain-lain. Salah satu dewa yang pulang itu adalah Tjiao Kun Kong atau dewa dapur. Ia ini adalah dewa yang tugasnya mengawasi kelakuan dan perbuatan dari orang-orang serumah. Menurut sejarahnya dewa ini dulunya adalah kecoa. Orang dulu memperhatikan bahwa kecoa sering muncul di dapur, lalu mereka juga perhatikan kecoa ini seperti berpakaian merah dan penampilannya seperti wanita cantik, entah bagaimana bisa dapat gambaran begini. Akhirnya kecoa bukannya diusir atau dibunuh, malah dihargai. Kemudian ada seorang kaisar yang namanya Kaisar Yan, yang berjasa menemukan cara membuat api. Sebelum mangkat ia berpesan agar semua orang menghormati dewa dapur. Sejak itulah orang Tionghoa mulai meningkatkan status kecoa menjadi dewa, dan diberi nama Tjiao Kun Kong atau dewa dapur. Nah, bersama dengan rekan-rekan dewa lainnya, dewa dapur ini kembali ke surga untuk melapor kepada atasannya Thien setiap 23/12. Dan karena ia bertugas melaporkan perilaku setiap orang di rumah, maka orang Tionghoa mengantarnya dengan lebih istimewa, dibakari hio, dikasih berbagai makanan lezat dan minuman, buah-buahan, dan sebagainya. Tujuannya adalah supaya dewa dapur senang, jadi memberi laporan yang baik-baik pada Thien. Ada juga yang persembahkan minuman keras, supaya selain kekenyangan dewa dapur juga jadi mabuk, sehingga tidak bisa kasih laporan apa-apa, yang baik maupun yang jelek. Di daerah-daerah tertentu ada yang mengolesi madu pada mulut patung dewa dapur, supaya yang ia ucapkan dan laporkan yang manis-manis. Dan ada yang mempersembahkan sejenis kue yang lengket, supaya ketika dewa dapur makan kue itu mulutnya lengket dan tidak bisa bicara. Maka jadilah cerita yang dikisahkan sastrawan kuno, menggambarkan dewa dapur naik kereta awan yang ditiup angin, sambil makan minum sepanjang jalan, sehingga setibanya di surga ia laporkan yang baik-baik saja atau tidak mampu memberi laporan karena perut kenyang hati senang, bahkan kekenyangan dan mabuk, atau mulutnya terkunci karena lengketnya kue.

Bersambung ke bagian 2

Sabtu, Februari 02, 2008

ECHAD

Perhatikanlah dua ayat berikut ini:

Deuteronomy 6:4: "Hear, O Israel: The LORD our God, the LORD is one."

Genesis 2:24: "For this reason a man will leave his father and mother and be united to his wife, and they will become one flesh."

Dalam kedua ayat di atas, kata Ibrani yang diterjemahkan ke dalam kata "one" ("satu") adalah sama, yaitu kata "echad."

Dari sini kita dapat mengambil suatu pelajaran:
Allah kita adalah Allah Tritunggal, yaitu tiga Pribadi yang adalah satu Allah. Walaupun Allah kita esa, namun di dalam keesaan substansi ilahi itu adalah tiga Pribadi yang terpisah dan tidak dapat dicampurbaurkan. Di pihak lain, walaupun ada tiga Pribadi yang terpisah, namun ketiga Pribadi itu bukanlah tiga substansi Allah yang terpisah, melainkan hanya ada satu substansi Allah, sehingga Allah itu esa. Persatuan ketiga Pribadi Allah yang terpisah itu menjadi satu substansi ilahi adalah sebagaimana seharusnya hubungan antara suami dan istri. Si pria dan si wanita adalah dua manusia yang terpisah, bahkan setelah mereka menikah. Namun di dalam pernikahan itu, dua manusia menjadi satu di mata Allah. Persatuan ini tidak berarti suami dan istri menjadi satu manusia, karena mereka masih dua manusia yang berbeda. Namun di dalam perbedaan dan keterpisahan mereka, mereka sudah menjadi satu di dalam pernikahan. Demikianlah hubungan suami istri adalah satu sebagaimana Allah Tritunggal adalah satu adanya.

Dari sudut lain, bertolak dari Genesis 2:24, kita dapat melihat bahwa dua manusia yang terpisah, pria dan wanita di dalam ikatan pernikahan, sudah menjadi satu. Persatuan dua manusia yang berbeda ini adalah juga sebagaimana persatuan ketiga Pribadi Allah Tritunggal. Hal ini menunjukkan bahwa walaupun Allah itu esa, namun ketiga Pribadi Allah Tritunggal tetap tiga Pribadi yang berbeda dan terpisah, tidak boleh dicampurbaurkan.

Kesimpulan:
Keesaan Allah Tritunggal dan persatuan suami istri dalam pernikahan adalah kesatuan yang sama karena kata yang dipakai sama ("echad"). Jadi,

  1. Ketiga Pribadi Allah yang esa itu adalah tiga Pribadi yang tetap terpisah dan berbeda walaupun ketiganya satu dalam substansi Ilahi.
  2. Persatuan pernikahan suami dan istri adalah persatuan dari dua orang yang berbeda, namun telah menjadi satu dalam pernikahan sebagaimana ketiga Pribadi Allah Tritunggal juga esa. Keharmonisan pernikahan tidak bersumber dari kepribadian suami istri yang sama, melainkan bersumber dari cinta kasih dan ketaatan kepada Allah sehingga kepribadian yang berbeda dapat bersatu.

Catatan: Artikel ini ditulis di Amerika Serikat ketika masih kuliah di CalPoly Pomona, California. Ditulis untuk ditayangkan di FicaNet. Artikel ini tidak bertujuan mengupas tuntas perihal Tritunggal maupun suami-istri, juga bukan untuk memberikan ilustrasi Tritunggal, melainkan hanya untuk menggarisbawahi ke-esa-an yang di dalamnya terdapatkan ke-bhineka-an, yang adalah nuansa makna dari kata Ibrani "echad", yang dalam Alkitab dipakai untuk menggambarkan ke-esa-an Allah dan suami-istri.