Minggu, Maret 30, 2008

KEBANGKITAN YESUS DAN IMAN KRISTEN - bag 2

Semua keadaan di atas berlaku pada hari Sabtu. Tetapi pada hari Minggu pagi, keadaan berubah sama sekali, sebagai berikut:

1. Meterai Romawi rusak. Siapakah yang berani menantang kekuasaan Romawi, di bawah ancaman hukuman mati?
2. Tubuh Yesus tidak ada di dalam kuburNya. Bahkan musuh-musuh Yesus pun tidak dapat menyangkal fakta ini. Jikalau tubuh itu masih ada di sana, maka ketika murid-murid Yesus mengabarkan kebangkitanNya, musuh-musuh Yesus dapat dengan mudahnya menyangkal kesaksian mereka dengan mengeluarkan tubuh itu. Dengan demikian iman Kristen akan dihancurkan saat itu juga. Namun tidak seorang pun sepanjang sejarah dapat menunjukkan tubuh Yesus. Kubur Yesus tetap kosong sampai sekarang, dan jasad Yesus tetap tidak ditemukan.
3. Batu penutup kubur yang seberat 1,5 sampai 2 ton itu telah tergeser jauh, bukan saja dari pintu kubur, tetapi bahkan dari seluruh bukit batu kubur tersebut. Untuk menggeser batu seberat itu saja sudah sulit, apalagi memindahkannya jauh-jauh. Lagipula, jikalau seseorang ingin mencuri tubuh Yesus, untuk apa is memindahkan batu penutup jauh-jauh? Pergeseran batu penutup pintu kubur Yesus menunjukkan suatu kuasa di luar manusia yang melakukannya.
4. Pasukan Romawi meninggalkan kubur dan pergi kepada imam-imam kepala Yahudi. Pasukan penjaga itu akan menghentikan segala usaha manusiawi yang mengganggu kubur Yesus. Mustahil jikalau sekelompok orang dapat mendekati kubur Yesus, merusak meterai, memindahkan batu penutup jauh dari kubur, dan membawa pergi tubuh Yesus tanpa sepengetahuan mereka. Tetapi bahwa pasukan tersebut terpaksa meninggalkan tugas menunjukkan bahwa sesuatu di luar kekuasaan mereka telah terjadi pagi itu.
5. Injil Yohanes mencatat bahwa ketika Petrus dan Yohanes pergi ke kubur Yesus, mereka menemukan kain pembalut tubuh Yesus masih ada di dalam kubur, umumnya masih dalam keadaan seperti ketika membalut tubuh itu, namun sekarang sudah kosong. Jikalau ada yang ingin mencuri tubuh Yesus, mungkinkah ia meninggalkan kain kafan itu, bahkan dalam bentuk yang semula?
6. Yesus kemudian menampakkan diri kepada beberapa orang, bahkan suatu ketika kepada lebih dari 500 orang sekaligus. Paulus kemudian mengatakan bahwa banyak dari saksi mata ini masih hidup pada masa pelayanan Paulus, dan siap memberikan kesaksian pada saat itu juga. Yesus bahkan menampakkan diri pada orang­-orang yang tidak percaya kepadaNya, termasuk Paulus dan Yakobus saudaraNya sendiri. Mereka tidak akan memberikan kesaksian akan kebangkitan Yesus jikalau mereka tidak sungguh-sungguh telah melihat Yesus yang hidup.

Sekarang, marilah kita renungkan hal-hal di atas. Ingatlah pengalaman Yesus setelah Ia ditangkap: enam persidangan sepanjang malam dan pagi, tekanan batin, cambukan yang merusak punggungNya, palang berat di bahuNya, sengsara penyaliban, darah dan air dari lambungNya, kaki yang tidak dipatahkan, verifikasi kematian oleh pasukan Romawi, kubur batu dan batu penutup yang berat, balutan erat dan ramuan yang merekatkannya pada tubuh, meterai dan penjagaan pasukan Romawi; mungkinkah Yesus tetap bertahan hidup dalam keadaan demikian? Saya rasa tidak. Semua ini memastikan bahwa Yesus sungguh telah mati. Lebih mudah dan rasional untuk percaya bahwa Yesus sudah mati daripada mempercayai sebaliknya. Sekarang, ingatlah apa yang terjadi Minggu pagi: meterai rusak, kubur kosong, batu berat berpindah jauh, pasukan Romawi melarikan diri, kain kafan yang kosong, dan para saksi mata Yesus yang hidup setelah kematianNya; penjelasan apa yang anda dapat berikan atas fakta-fakta tersebut? Tidak ada penjelasan lain yang rasional, kecuali bahwa Yesus yang sudah sungguh mati, sekarang sudah bangkit dari kematianNya.

Kebangkitan Yesus adalah fondasi dari iman Kristen. Paulus mengatakan bahwa tanpa peristiwa tersebut maka iman Kristen menjadi sia-sia. Tetapi, walaupun kebangkitan dari kematian merupakan hal yang aneh dan tidak lazim, dan karenanya sulit diterima dan dipercaya oleh kita, mempercayai kebangkitan Yesus bukanlah suatu tindakan yang bodoh dan buta. Fakta-fakta seputar peristiwa penyaliban dan kebangkitan Yesus justru menghasilkan kesimpulan bahwa Yesus telah sungguh mati dan bangkit kembali. Oleh sebab itu, kita dapat dan bahkan patut mempercayai bahwa Yesus memang sudah bangkit dari kematian. KebangkitanNya itu membuktikan bahwa Ia adalah Allah, dan kenyataan ini menjamin kebenaran iman Kristen yang diajarkanNya. Oleh sebab Yesus telah bangkit, maka kita boleh yakin bahwa iman Kristen itu benar adanya.

Daftar bacaan berkenaan dengan kebangkitan Yesus:

Geisler, Norman L. The Battle for the Resurrection. Nashville: Thomas Nelson Publishers, 1989.
McDowell, Josh. The Resurrection Factor. San Bernardino: Here's Life Publishers, 1981.
Morison, Frank. Who Moved the Stone? Grand Rapids: Lamplighter Books.

KEBANGKITAN YESUS DAN IMAN KRISTEN - bag 1

Jikalau anda datang kepada saya dan bertanya, "Apa yang membuat anda yakin bahwa iman Kristen itu benar?", maka secara singkat akan saya jawab, "Karena Yesus sudah bangkit dari kematian." Di balik jawaban yang singkat ini adalah pemikiran sebagai berikut: Yesus adalah pencetus iman Kristen; Yesus mati, namun kemudian hidup kembali; manusia biasa tidak akan bangkit dari kematiannya, maka kebangkitan Yesus menunjukkan bahwa Ia bukanlah manusia biasa, melainkan adalah Allah sendiri, sebagaimana yang Ia nyatakan selama hidupNya; sifat Allah (benar, kudus, tidak mungkin menipu, dan lain sebagainya) memastikan bahwa apa yang Ia cetuskan pasti benar; Yesus adalah Allah, maka apa yang Yesus cetuskan pasti benar; Yesus mencetuskan iman Kristen, maka iman Kristen pasti benar.

Jawaban di atas dan logika yang melatarbelakanginya, meskipun nampak sederhana, sebenarnya dibayangi banyak isu yang pelik yang menuntut penyelesaian. Misalnya, supaya jawaban di atas menjadi benar, kita harus terlebih dahulu yakin bahwa Yesus memang seorang tokoh sejarah dan bukan tokoh fiksi atau mitos. Di antara begitu banyak tokoh agama dan kepercayaan yang eksistensinya dibayangi khayalan, bagaimanakah kita dapat memastikan bahwa Yesus memang manusia darah dan daging yang pernah hidup di tanah Palestina sekitar 2000 tahun yang lalu? Jikalau Yesus bukan tokoh sejarah, maka kebangkitanNya pun hanya sekedar cerita, dan tidak mungkin mempunyai dampak yang riil dan konsisten dalam realita eksistensi manusia. Tempat dan waktu tidak memungkinkan pembahasan topik ini, maka untuk keperluan artikel ini marilah kita setuju untuk mengakui bahwa Yesus memang seorang tokoh sejarah, seorang Yahudi yang pernah hidup sekitar 2000 tahun yang lalu.

Setelah kita menerima eksistensi Yesus, masih ada isu yang mengganjal mengenai kebangkitan Yesus. Seseorang baru dapat bangkit dari kematian hanya jikalau ia sudah sungguh-sungguh mati. Maka, kita harus memastikan bahwa Yesus memang pernah sungguh mati. Lalu, kita harus memastikan bahwa setelah Yesus mati, Ia kemudian hidup kembali. Hanya setelah memastikan kedua hal ini, yaitu bahwa Yesus memang mati dan bahwa Yesus kemudian sungguh hidup kembali, maka "kebangkitan Yesus" mempunyai makna. Seorang bernama Josh McDowell, ketika suatu waktu ditantang untuk mempertimbangkan keKristenan, menyelidiki dengan seksama kebangkitan Yesus. Usahanya ini membuatnya menjadi seorang Kristen, karena hasil risetnya tidak memungkinkan dia untuk menolak kebenaran akan peristiwa ini. Ia menulis beberapa buku tentang hasil penelitiannya, salah satunya adalah The Resurrection Factor, yang isinya telah turut menguatkan iman saya. Berikut ini saya bagikan dengan anda sebagian isi buku tersebut, berkenaan dengan kedua isu di atas.

Untuk memastikan kematian Yesus, pertimbangkanlah butir-butir observasi berikut ini:

1. Yesus ditangkap di Taman Getsemani pada hari Kamis malam. Dari saat itu sampai waktu penyaliban sekitar jam 9 Jumat pagi, Yesus diperhadapkan kepada enam persidangan, yaitu tiga persidangan Yahudi dan tiga persidangan Romawi. Di dalam persidangan-persidangan tersebut Yesus menghadapi fitnah, ejekan, dan berbagai kekerasan fisik. Terakhir, setelah vonis salib dijatuhkan, Ia juga dicambuk. Cambuk yang dipakai mempunyai tulang-tulang runcing dan bola-bola metal kecil yang dirajut dalam helai-helai kulit, khusus dirancang untuk mencabik dan menghantam punggung si korban sampai hancur. Kemudian Yesus harus memikul palang salibNya sepanjang jalan menuju Golgota, palang mana diperkirakan seberat 55 kilogram. Hasilnya, ketika Yesus berdiri di atas bukit Golgota, Ia adalah sosok yang letih oleh tekanan mental dan dera fisik, dan penuh kesakitan dalam hati dan tubuhNya.
2. Yesus kemudian menjalani sengsara penyaliban. Seseorang yang digantung di kayu salib, dengan tangan yang terus terentang menahan berat badannya, akan segera mengalami kesulitan pernafasan. Jikalau ia bertahan hidup, maka kakinya akan dipatahkan sehingga tidak lagi dapat dipakai untuk membantu menopang tubuhnya. Saat itu dadanya akan benar-benar tertekan dan ia akan mati. Yesus pasti mengalami penderitaan ini, namun Ia mati sebelum kakiNya perlu dipatahkan. Darah dan air yang keluar dari lambung Yesus menunjukkan bahwa Ia sudah mati. Pilatus juga tidak akan menyerahkan jasad Yesus sebelum tentaranya memastikan bahwa Yesus sudah mati, dan tentara Romawi yang ahli berperang sudah tentu tahu membedakan antara hidup dan mati.
3. Tubuh Yesus ditempatkan di dalam kubur yang digali dari bukit batu. Batu yang menutupi pintu kubur diperkirakan seberat 1,5 sampai 2 ton. Jikalau Yesus masih hidup saat dimasukkan ke dalam kubur itu, Ia tentu tidak akan bertahan hidup lama.
4. Seturut adat pemakaman Yahudi, setelah tubuh Yesus diturunkan dari salib dan dibersihkan di dalam kubur, tubuh tersebut akan dibalut dengan kain lenan dan dilumuri ramuan rempah. Balutan lenan tersebut mengikat erat dari ujung kaki sampai ujung kepala, dan ramuan tersebut akan merekat balutan dengan jasad sehingga balutan tersebut sulit untuk dilepaskan. Berat balutan dan ramuan pada tubuh Yesus diperkirakan sekitar 60 kilogram. Jikalau Yesus masih hidup, Ia tidak akan bertahan hidup lama di dalam balutan tersebut.
5. Kubur Yesus dimeterai dan dijaga oleh pasukan Romawi. Untuk memeterai kubur Yesus, pasukan Romawi perlu terlebih dahulu memastikan bahwa tubuh Yesus memang berada di dalam kubur tersebut. Kemudian batu penutup pintu kubur digulingkan pada tempatnya, dan sebuah tali direntangkan di atas batu tersebut dengan kedua ujungnya dimeterai dengan meterai pemerintah Romawi di atas tanah liat. Barangsiapa merusak meterai tersebut akan berurusan dengan kekuasaan Romawi, dan diancam dengan hukuman mati. Pasukan Romawi, yang ditugaskan menjaga kubur Yesus, adalah satuan perang yang sangat terlatih dan disiplin. Diperkirakan satu unit pasukan Romawi terdiri dari 16 tentara, dengan 4 tentara berjaga sementara yang lainnya beristirahat, dan setiap 4 jam regu yang berjaga bergantian dengan yang tadinya beristirahat. Meterai pemerintah dan penjagaan ketat dari pasukan Romawi memastikan bahwa tubuh Yesus tetap berada di dalam kubur.



Bersambung ke bag 2

Catatan: Saya tidak ingat kapan artikel ini saya tulis.

Minggu, Maret 23, 2008

2000 TAHUN YANG LALU - MINGGU

Menjelang fajar hari Minggu, beberapa wanita pergi untuk menengok kubur Yesus. Tiba-tiba terjadi gempa bumi yang hebat. Malaikat Tuhan turun dari langit dan menggulingkan batu yang menutup kubur Yesus. Prajurit-prajurit penjaga kubur melarikan diri ke kota Yerusalem. Wanita-wanita yang datang ke kubur Yesus diberitahukan bahwa Yesus telah bangkit. Mereka diutus kepada murid-murid Yesus yang lain untuk mengabarkan berita suka-cita ini.

Dan Yesus sendiri, yang sudah bangkit dari kematian, menampakkan Diri kepada Maria Magdalena dan wanita-wanita yang lain, kepada Petrus, kepada 2 muridNya yang sedang dalam perjalanan ke kampung Emaus, kepada rasul-rasulNya serta Tomas, bahkan kepada lebih dari 500 orang sekaligus.

Selama 40 hari Yesus berulang-kali menampakkan Diri, membuktikan dengan banyak tanda bahwa Dia hidup, dan berbicara tentang Kerajaan Allah.

Akhirnya Dia naik ke sorga, duduk di sebelah kanan Allah Bapa (Efesus 1:20).

YESUS SUDAH BANGKIT !
YESUS SUDAH MENGALAHKAN MAUT !
YESUS HIDUP !
HALELUYA ! TERPUJILAH NAMANYA SAMPAI SELAMA-LAMANYA !!

A M I N.

Baca: Mat. 28:1-20; Mrk. 16:1-20; Luk. 24:1-2; 13-53; Yoh. 20:1-2, 11-29; 21:1-24

Sabtu, Maret 22, 2008

2000 TAHUN YANG LALU - SABTU

Yesus masih terbaring dalam kuburNya……………….

Baca: Mat. 27:62-66

Jumat, Maret 21, 2008

2000 TAHUN YANG LALU - JUMAT

Hari masih larut malam, masih permulaan hari Jumat, ketika Yesus digiring masuk kembali ke kota Yerusalem, menuju rumah Imam Besar. Pertama-tama, Ia diperhadapkan kepada Hanas, mertua Imam Besar. Kemudian ke hadapan Imam Besar Kayafas sendiri. Akhirnya, Yesus diperhadapkan kepada Sidang Mahkamah Agama, di hadapan ahli-ahli Taurat dan tua-tua Israel. Sidang itu berusaha menjatuhkan hukuman atas diri Yesus, tetapi tidak ada kesaksian yang dapat mendukung. Atas desakan Kayafas, “Apakah Engkau Mesias, Anak dari Yang Terpuji?”, Yesus menjawab:

“Akulah Dia.”

Kayafas mengoyak pakaiannya, lalu bersama seluruh sidang ia menjatuhkan hukuman mati atas Yesus. Kemudian beberapa orang mulai meludahi Yesus, meninjuNya dan mempermainkanNya.

Sementara itu, Petrus menyangkali Gurunya tiga kali.

Pagi-pagi benar, Yesus digiring ke gedung pengadilan dan diperhadapkan pada Pontius Pilatus, gubernur Yudea dan Samaria saat itu. Dia pun tidak dapat menemukan kesalahan apapun pada diri Yesus. Lalu ia mengirim Yesus kepada Herodes. Di hadapan Herodes sekali lagi imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat melontarkan berbagai tuduhan, tetapi ia pun tidak menemukan dasar untuk menghukum mati Yesus. Malah, ia dan pasukannya menista dan mengolok-olok Yesus. Kemudian Yesus dikirim kembali kepada Pilatus. Pilatus sekali lagi menyatakan bahwa Yesus bersih dari segala kesalahan, tetapi imam-imam kepala, pemimpin-pemimpin dan rakyat Yahudi berseru agar Yesus disalibkan; bahkan sebagai gantiNya mereka memilih untuk melepaskan Barabas, seorang pemberontak. Akhirnya Pilatus menjatuhkan hukuman mati atas Yesus, setelah mencuci tangannya sebagai tanda tidak bertanggung-jawab atas pembunuhan itu.

Prajurit-prajurit Romawi membawa Yesus masuk ke dalam gedung pengadilan. PakaianNya ditanggalkan dan jubah ungu dikenakan kepadaNya. Sebuah mahkota duri dianyam dan ditaruh di atas kepalaNya. Yesus diolok-olok, diludahi, dipukul dan disesah. Lalu dengan tubuh yang rusak, lelah dan kesakitan, Yesus memikul salibNya, berjalan keluar kota Yerusalem menuju Golgota.

Sekitar jam 9 pagi ………… paku menembus tangan kananNya,
paku menembus tangan kiriNya,
paku menembus kedua kakiNya,
dan tergantunglah Anak Domba Allah …….
antara dua penyamun,
antara langit dan bumi.

Orang-orang yang lewat mengejek Yesus. Ahli-ahli Taurat dan tua-tua Yahudi mengolok-olok Dia. Prajurit-prajurit Romawi turut menghina Dia. Tetapi Yesus berdoa:

“Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang
mereka perbuat.”

Kepada salah seorang penjahat yang disalibkan denganNya, ketika ia menaruh harap dan imannya kepada Yesus, Ia berkata:

“Sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku
di dalam Firdaus.”

Ketika Ia melihat ibuNya dan seorang muridNya di bawah salibNya, Ia berkata:

“Ibu, inilah, anakmu!”
“Inilah ibumu!”

Pada tengah hari, kegelapan meliputi seluruh daerah itu, sampai jam 3 sore. Sementara itu, Yesus berkata:

“AllahKu, AllahKu, mengapa Engkau meninggalkan Aku?”
“Aku haus!”
“Sudah selesai.”
“Ya Bapa, ke dalam tanganMu Kuserahkan nyawaKu.”

Lalu Yesus menundukkan kepalaNya dan menyerahkan nyawaNya.

Tiba-tiba terjadi gempa bumi. Bukit-bukit batu terbelah. Kuburan-kuburan terbuka dan banyak orang kudus bangkit dari kematian. Sementara itu, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah. Kepala pasukan yang menjaga Yesus menjadi gentar dan mengakui Yesus sebagai Anak Allah. Orang banyak menyesali perbuatan mereka atas Yesus.

Supaya ketiga orang yang disalibkan itu dapat mati sebelum hari Sabat dimulai, kaki-kaki mereka perlu dipatahkan. Tetapi karena Yesus sudah mati, kakiNya tidak dipatahkan. Tetapi lambungNya ditikan dengan tombak, dan mengalirlah keluar darah dan air. Lalu Yusuf, orang Arimatea, seorang anggota Majelis Besar yang mengikut Yesus secara diam-diam, meminta mayat Yesus dari Pilatus. Bersama rekannya Nikodemus, ia mempersiapkan jenazah Yesus, lalu meletakkannya dalam sebuah kubur batu yang baru. Sebuah batu digulingkan ke pintu kubur itu. Beberapa wanita pengikut Yesus menyaksikan penguburan ini.

Malam harinya, kubur Yesus dimeterai dan dijaga oleh sekelompok pasukan.

Demi kita, Yesus rela merendahkan diri, bahkan sampai mati di kayu salib. Relakah kita membalas kasihNya dengan memberikan seluruh diri kita kepadaNya?

Baca: Mat. 26:57-68; 27:1-66; Mrk. 14:53-72; 15:1-47; Luk. 22:54-71; 23:1-53; Yoh. 18:13-40; 19:1-42

Kamis, Maret 20, 2008

2000 TAHUN YANG LALU - KAMIS

Hari sudah malam ketika Yesus dan kedua-belas muridNya makan bersama-sama di sebuah ruang atas. Lalu Yesus bangkit, menanggalkan jubahNya, mengikat sehelai kain lenan pada pinggangNya, lalu mulai membasuh kaki murid-muridNya dan menyekanya dengan kain yang di pinggangNya. Yesus berkata:

“Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu,
maka kamupun wajib saling membasuh kakimu; sebab Aku telah memberikan
suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang
telah Kuperbuat kepadamu.”

Setelah Yudas Iskariot pergi dari pertemuan itu, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada murid-muridNya sambil berkata:

“Inilah tubuhKu yang telah diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi
peringatan akan Aku.”

Lalu Ia mengangkat cawan, mengucap syukur dan memberikannya kepada mereka:

“Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darahKu, yang ditumpahkan
bagi kamu.”

Selanjutnya, Yesus mengucapkan kata-kata perpisahan dengan murid-muridNya.

“Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang
datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”
“Damai sejahtera kutinggalkan bagimu. Damai sejahteraKu Kuberikan
kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan
oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.”
“Inilah perintahKu kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain.”

Roh Kuduspun dijanjikan.

“Dan kalau Ia [Roh Kudus] datang, Ia akan menginsafkan dunia akan
dosa, kebenaran dan penghakiman.
“Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin
kamu ke dalam seluruh kebenaran.”

Kemudian Yesus menengadah ke langit dan memanjatkan doa:

“Bapa, telah tiba saatnya; permuliakanlah AnakMu, supaya AnakMu
mempermuliakan Engkau. Sama seperti Engkau telah memberikan
kepadaNya kuasa atas segala yang hidup, demikian pula Ia akan
memberikan hidup yang kekal kepada semua yang telah Engkau
berikan kepadaNya. Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa
mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan
mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus. Aku telah
mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan
yang Engkau berikan kepadaKu untuk melakukannya. Oleh sebab itu,
ya Bapa, permuliakanlah Aku kepadaMu sendiri dengan kemuliaan
yang Kumiliki di hadiratMu sebelum dunia ada.”
“Kuduskanlah mereka [murid-murid Yesus] dalam kebenaran; firmanMu
adalah kebenaran. Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam
dunia, demikian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia.”

Malam sudah semakin larut. Yesus dan murid-muridNya keluar dari kota Yerusalem, lalu pergi ke taman Getsemani. Dengan hati yang pedih, sementara murid-muridNya tertidur, Yesus berdoa:

“Ya BapaKu, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini daripadaKu;
tetapi bukanlah kehendakKu, melainkan kehendakMulah yang terjadi.”

Tiba-tiba datanglah serombongan orang, lengkap dengan pedang dan pentung. Yudas Iskariot mendekati Yesus dan menciumNya, sebagai tanda bagi orang-orang itu untuk menangkap Gurunya. Maka mereka memegang Yesus dan menangkapNya. Seorang dari antara murid-murid Yesus menghunus pedangnya dan menetakkannya pada telinga kanan hamba Imam Besar, yang saat itu ada di sana. Tetapi Yesus menjamah telinga orang itu dan menyembuhkannya. Maka semua murid-murid Yesus melarikan diri, meninggalkan Yesus sendiri.

Adakah kita, sebagai pengikut-pengikut Yesus, mengasihi dan melayani satu dengan yang lain?
Adakah kita menjaga kekudusan dengan Firman Allah, di bawah penerangan Roh Kudus?
Adakah kasih dan pengorbanan Yesus kita kenang dan hayati selalu?

Baca: Mat. 26:17-29, 35-56; Mrk. 14:12-25, 32-52; Luk. 22:7-30, 39-51; Yoh. 13:1-17, 21-30; 14:1-31; 15:1-11; 16:7-15; 17:1-26; 18:1-13

Selasa, Maret 18, 2008

2000 TAHUN YANG LALU - SELASA / RABU

Yesus kembali lagi ke Bait Allah di Yerusalem dan mengajar orang banyak. Pada suatu kesempatan, imam-imam kepala dan tua-tua Yahudi datang kepadaNya dan mempertanyakan sumber otoritasNya. Yesus mencela mereka dan kaum Farisi dengan menceritakan perumpamaan tentang dua orang anak, penggarap-penggarap kebun anggur, dan perjamuan kawin. Yesus kemudian menjawab pertanyaan pengikut-pengikut Farisi dan orang-orang Herodian tentang pembayaran pajak kepada Kaisar Romawi. Dia juga menjawab pertanyaan orang Saduki tentang kebangkitan. Menjawab orang-orang Farisi tentang hukum yang terutama, Yesus berkata:

“Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan
dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.”
“Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”

Yesus mengecam ahli-ahli Taurat dan kaum Farisi dengan keras, membongkar kepalsuan mereka dan menyatakan kecelakaan mereka. Tetapi kepada janda miskin yang hanya memberikan 2 peser persembahan, Ia berkata:

“Sesungguhnya janda miskin ini memberikan lebih banyak dari pada
semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan.
Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini
memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu
seluruh nafkahnya.”

Menangggapi orang-orang Yunani yang sedang mencari diriNya, Yesus berkata:

“Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan. Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan
mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan
menghasilkan banyak buah.”

Di atas Bukit Zaitun, Yesus memberikan pengajaran dan nubuat tentang apa yang akan menimpa Yerusalem dan yang akan terjadi di akhir zaman serta kedatanganNya yang kedua kali, penuh dengan kuasa dan kemuliaan.

Atas semua yang Yesus sudah ajarkan dan lakukan selama sekitar tiga setengah tahun pelayananNya, imam-imam kepala dan tua-tua Israel berkumpul dan berencana untuk menangkap dan membunuh Yesus.

Adakah kita mengasihi Tuhan dan sesama sebagaimana yang Yesus inginkan?
Adakah hidup kita berpusatkan pada Yesus, ataukah kita hidup dalam kepalsuan dan kemunafikan?
Adakah kita memberikan seluruh diri kita kepada Yesus, yang rela memberikan hidupNya untuk kita?
Adakah kita siap untuk menyambut kedatangan Tuhan kita yang kedua kali?

Baca: Mat. 21:23-41; 22:1-46; 23; 24:1-42; 25:1-46; 26:1-5, 14-16; Mrk. 11:27-33; 12:1-9, 13-44; 13:1-37; 14:1-2, 10-11; Luk. 20:1-47; 21:1-36; 22:1-6; Yoh. 12:20-50

Senin, Maret 17, 2008

2000 TAHUN YANG LALU - SENIN

Yesus kembali ke Yerusalem pada hari Senin dan kembali mengunjungi Bait Allah. Di sana Dia mendapatkan Rumah BapaNya telah dijadikan tempat berdagang dan menukar uang. Dia lalu mengacau-balaukan dagangan mereka dan mengusir mereka dari tempat itu, sambil berkata:

“RumahKu akan disebut rumah doa,
Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun.”

Lalu orang-orang sakit datang menghampiri Yesus di Bait Allah, dan Dia menyembuhkan mereka. Anak-anak menyerukan pujian:

“Hosana bagi Anak Daud!”

Yesus menyatakan diriNya sebagai Mesias, dan untuk itu Dia disanjung.

Tubuh kita adalah Bait Allah (1 Korintus 3:16).
Adakah kita menjaga kekudusan tubuh kita?
Adakah kita jadikan Yesus raja atas diri dan hidup kita?

Baca: Mat. 21:12-14; Mrk. 11:15-17; Luk. 19:45-46

Minggu, Maret 16, 2008

2000 TAHUN YANG LALU - MINGGU

Dari Betania, setelah menginap selama 6 hari di sana, Yesus menuju kota Yerusalem melalui Betfage. Ia memasuki kota Yerusalem dengan menunggangi seekor keledai, untuk menggenapi nubuat Perjanjian Lama mengenai kedatangan Sang Raja Israel. Khalayak ramai mendahului dan mengikuti Dia, sambil berseru:

“Hosana bagi Anak Daud,
diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan
hosana di tempat yang tinggi!”

Yesus disambut dan dielu-elukan sebagai Mesias, Sang Raja Israel.

Yesus kemudian pergi melihat-lihat di Bait Allah, lalu kembali ke Betania.

Sudahkah anda menyambut Dia sebagai Raja?


Catatan: Ini adalah bagian pertama dari renungan berseri yang saya pernah siapkan untuk menyongsong Jumat Agung dan Paskah.

Jumat, Maret 07, 2008

APA YANG SEDANG TERJADI DI INDONESIA?

Bulan Desember tahun lalu, saya kembali ke Indonesia untuk liburan Natal dan Tahun Baru. Perjalanan ini memberikan kesempatan bagi saya untuk kembali melihat Jakarta. Banyak sekali perubahan yang menarik, hasil karya pembangunan yang berjalan pesat. Jakarta menjadi semakin ramai dengan pelbagai pusat perbelanjaan dan jalan-jalan tol.

Tetapi bukan pembangunan secara fisik saja yang sedang berlangsung di Indonesia. Keadaan kerohanian, khususnya di bidang agama Kristen, juga mengalami banyak perubahan. Misalnya, 3 tahun yang lalu, saya tidak banyak mendengar tentang persekutuan-persekutuan yang diadakan di luar gereja. Sekarang, persekutuan semacam itu sudah banyak di Jakarta. Saya sempat mengunjungi satu dari mereka. Pertemuan ini memakai nyanyian-nyanyian Kristen yang kontemporer, diiringi oleh alat-alat musik yang moderen, dan mempunyai pemimpin-pemimpin nyanyi yang bersemangat dan emosional. Semua ini menciptakan suasana yang sangat berbeda dengan kebanyakan gereja-gereja GKI, dan suasana yang baru ini memikat banyak pengunjung. Dari sekilas pandang, tampak bahwa pekerjaan Tuhan di Indonesia sangat berhasil, terbukti dengan banyaknya persekutuan dan orang-orang yang berminat untuk datang. Tetapi apakah benar demikian? Saya pribadi meragukan hal ini.

Saya akan menerangkan keraguan saya. Selama saya berada di Jakarta, saya sempat mengunjungi beberapa toko buku Kristen. Di sana saya melihat terjemahan dari buku-buku karangan Kenneth Hagin. Tahukah saudara siapa Kenneth Hagin ini? Dia adalah salah seorang yang mengajarkan ajaran "Positive Confession," suatu ajaran sesat yang berkedok Kristen. Dia mengajar dalam nama Kristus, tetapi ajarannya tidak sesuai dengan isi Alkitab. Misalnya, di dalam salah satu bukunya, Authority of the Believer (Wewenang Orang Beriman), dia menulis, "Dalam tahun 1952 Kristus muncul dalam pemandangan khayalku. Pada akhir penglihatan itu saya melihat suatu roh jahat datang menyelinap di antara saya dengan Yesus. Roh jahat itu membentangkan semacam awan hitam antara saya dengan Yesus sehingga saya tidak bisa lihat Yesus lagi. Lalu roh jahat itu mulai meloncat-loncat sambil menjerit-jerit dengan suara keras... Saya tidak mengerti mengapa Yesus membiarkan roh iblis itu berbuat semaunya saja... Lalu akhirnya saya berkata kepada roh itu, "Saya perintahkan kau, wahai roh jahat, untuk menutup mulutmu, di dalam nama Yesus Kristus!" Ketika saya berucap demikian roh jahat itu menggeletak di atas tanah... Kemudian Yesus berkata, "Kalau kau tidak berbuat sesuatu dalam hal ini, maka Aku pun tidak mungkin berbuat apa-apa juga."" Di sini Hagin menulis perkataan Yesus bahwa Ia tidak berkuasa untuk mengusir roh jahat, dan gangguan yang mereka alami tidak akan pergi kalau Hagin tidak mengusir roh itu. Dengan kata lain, Hagin mengajarkan bahwa Tuhan kita tidak maha kuasa, padahal Alkitab mengajarkan, "KepadaKu [Yesus] telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi" (Mat. 28:18). Penglihatan yang Hagin dapatkan tidak mungkin berasal dari Tuhan Yesus sendiri, karena Yesus tidak pernah berubah (Maleakhi 3:6), jadi sekali Dia maha kuasa, Dia akan tetap maha kuasa.

Selain itu, seorang yang bernama Benny Hinn (dari Amerika) juga mengadakan beberapa kali kebaktian penyembuhan ilahi di Jakarta. Kelihatannya dia juga populer di sana. Padahal, seperti Hagin, dia mengajarkan ajaran-ajaran yang sesat dengan memakai nama Kristen. Misalnya, dia mengatakan bahwa kita bukan saja manusia, tetapi juga adalah Allah. Ini bertentangan dengan ajaran Alkitab, "Bahwasanya Akulah Allah dan tidak ada yang lain, Akulah Allah dan tidak ada yang seperti Aku" (Yes. 46:9).

Di tengah pertumbuhan keKristenan yang pesat di Indonesia, masuk juga ajaran-ajaran yang sesat. Mungkin orang dapat mengatakan bahwa kebangunan rohani sudah datang di tanah air. Tetapi jikalau kita meneliti hal ini dengan lebih seksama, kita akan melihat bahwa jalan menuju kehancuran doktrin yang Alkitabiah sudah mulai dibangun. Saya kuatir beberapa tahun yang akan datang kita bukannya melihat masyarakat Indonesia yang sudah dimenangkan untuk Kristus, melainkan kita melihat orang-orang yang menyangka dirinya Kristen padahal memegang kepercayaan yang tidak sesuai dengan Alkitab. Kita harus berbuat sesuatu, terutama kita yang akan kembali dan tinggal di tanah air. Selama di Amerika, ada banyak kesempatan dan fasilitas untuk mempelajari kebenaran Alkitab yang murni dan pelbagai ajaran sesat. Marilah kita pakai kesempatan ini, sehingga setelah kembali ke tanah air, kita dapat menolong saudara/i kita yang rohaninya sedang terseret ke jalan yang mencelakakan.

Catatan: Saya tidak ingat kapan tepatnya artikel ini ditulis. Tetapi kalau dihitung dari rujukan waktu "3 tahun yang lalu", kemungkinan di tahun 1988 atau 1989. Kajian ajaran Kenneth Hagin dan Benny Hinn dalam artikel ini relevan pada waktu itu, tetapi setelah itu apakah ada perubahan ajaran mereka saya tidak mengikutinya lagi. Namun bahwa ajaran Positive Confession, Prosperity Gospel, dan semacamnya merupakan ajaran yang tidak Alkitabiah, itu tetap saya percaya sampai sekarang.