Rabu, Februari 25, 2009

KARUNIA PENYEMBUHAN DAN BAHASA ROH - Bagian 2

Kesembuhan Ilahi

Penyembuhan "dalam nama Yesus" sudah menjadi lazim di dunia Kristen. Banyak orang mengaku mempunyai karunia penyembuhan dan mengadakan acara kesembuhan ilahi dalam berbagai pertemuan. Misalnya, dalam kebaktian kebangunan rohani Benny Hinn, seorang pendeta dari Florida, selalu ada orang yang naik ke atas panggung dan menyatakan bahwa mereka sudah disembuhkan. Dalam program televisinya, Benny Hinn sering melukiskan orang-orang yang sedang sakit dan menyatakan bahwa Allah sedang menyembuhkan mereka sementara mereka menonton acaranya. Juga, surat-surat kesaksian kesembuhan dibacakan di dalam acara-acara televisi ini.

Apakah kesembuhan adikodrat, kalau memang terjadi, pasti berasal dari Allah? Belum tentu! Kesembuhan adikodrat tidak hanya terjadi dalam agama Kristen dan dalam nama Yesus. Fenomena ini juga terdapat dalam berbagai bidat (cult) dan ilmu gaib (occult). Kurt Koch, seorang Kristen yang ahli dalam penyelidikan tentang ilmu gaib, mendokumentasikan kasus-kasus kesembuhan yang berhubungan dengan kekuatan gaib dan ajaran sesat. Di dalam konteks seperti ini, sudah pasti kesembuhan yang terjadi tidak datang dari Allah, karena “persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?” (II Kor. 6:14).

Selain dari kesembuhan yang sungguh-sungguh datang dari Allah, kesembuhan yang sering kita lihat dan dengar dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Ada fenomena kesembuhan yang sebenarnya tidak pernah terjadi. Misalnya, seorang penyembuh ilahi bernama W. V. Grant kelihatannya dapat memerintahkan orang lumpuh untuk berdiri dan berjalan. Ketika diselidiki, ternyata orang-orang ini bukan orang lumpuh, tetapi diminta untuk duduk di kursi roda sampai pada saatnya Grant memanggil mereka untuk berdiri.
2. Keadaan tubuh kita berhubungan erat dengan keadaan jiwa / pikiran atau emosi. Jikalau emosi kita terganggu (marah, sedih, stress, dan lain-lain), tubuh kita dapat menderita banyak penyakit seperti darah tinggi, kerusakan otak, dan lain-lain. Ada 65 sampai 80 persen penyakit masa kini disebabkan oleh keadaan mental yang tidak seimbang. Penyakit yang disebabkan oleh pengaruh jiwa dan pikiran dapat disembuhkan dengan sikap mental yang benar, tanpa campur tangan Allah secara adikodrat. Kebanyakan penyembuh ilahi sekarang mengatakan bahwa kita memerlukan iman agar dapat disembuhkan. Bahkan jikalau seorang tidak sembuh setelah didoakan, dia dianggap tidak punya cukup iman. Tetapi bagi seseorang yang emosinya sedang terganggu, iman, yaitu keyakinan bahwa Tuhan akan menyembuhkan dia, adalah sarana yang ideal untuk membuat mentalnya menjadi lebih stabil. Dengan demikian, penyakitnya yang timbul karena emosinya itu akan hilang karena beban hatinya sudah lenyap. Melihat atmosfir yang begitu emosionil di dalam banyak kebaktian kesembuhan ilahi masa kini, saya percaya bahwa banyak kesembuhan yang terjadi termasuk dalam kategori ini, yaitu kesembuhan alamiah dan bukan mujizat dari Allah.
3. Seperti yang sudah disinggung di atas, Iblis juga dapat menyembuhkan orang sakit. Ada banyak kasus kesembuhan yang berhubungan dengan ilmu sihir, ajaran sesat, dan hal-hal lain yang bertentangan dengan Allah, yang tidak dapat dimasukkan ke dalam kedua kategori di atas. Kesimpulannya, kesembuhan ini bersumber dari Iblis. Apakah hal seperti ini mungkin terjadi dalam konteks kesembuhan ilahi (Kristen)? Saya percaya hal itu bisa terjadi, terutama jikalau kita meneliti apa yang dipercaya dan diajarkan oleh si penyembuh ilahi (penjelasan lebih lanjut menyusul di bawah).

Lalu, bagaimanakah kita dapat menganalisa suatu kasus kesembuhan yang dilakukan oleh seseorang? Bagaimana kita tahu sumber kesembuhan itu, apakah berasal dari Allah atau bukan? Berikut ini adalah sedikit penuntun untuk memulai evaluasi kita:
1. Jangan langsung percaya bahwa suatu kesembuhan sungguh-­sungguh terjadi. Lakukanlah dulu penyelidikan yang seksama.
2. Jikalau suatu kesembuhan sungguh terjadi, kita perlu menguji apakah si penyembuh sejalan dengan Firman Allah. Kita harus meneliti doktrin yang dia percaya dan ajarkan, membandingkannya dengan ajaran-ajaran Alkitab. Jikalau tidak cocok, berarti penyembuhan yang dia lakukan tidak berasal dari Allah, sebab Allah tidak akan melakukan mujizat di dalam konteks yang bertentangan dengan DiriNya dan FirmanNya. Dengan kata lain, walaupun seseorang mengutip ayat-ayat Alkitab dan memakai nama Yesus, tetapi jikalau apa yang ia ajarkan tidak Alkitabiah, maka karya penyembuhannya tidak berasal dari Allah.
3. Allah kita mahakuasa. Dia tidak terbatasi oleh apapun di dalam usahaNya menyembuhkan seseorang. Banyak penyembuh ilahi sekarang menjadikan iman keharusan bagi seseorang untuk disembuhkan. Tetapi Yesus sendiri menyembuhkan beberapa orang yang tidak menyatakan iman ketika akan disembuhkan, atau paling tidak Alkitab tidak mencatat adanya iman pada diri mereka. Misalnya, orang buta di Betsaida (Mark. 8:22-26), wanita yang bungkuk (Luk. 13:10-13), orang yang sakit busung air (Luk. 14:1­4), hamba Imam Besar (Luk. 22:49-51), dan sebagainya. Ada juga penyembuh ilahi yang memerlukan semacam "kontak" bagi seseorang untuk disembuhkan. Misalnya, dengan menjamah layar televisi, menaruh sepotong kain yang sudah "diberkati" oleh si penyembuh pada bagian yang sakit, dan lain-lain. Semua syarat ini tidak terdapat dalam Alkitab. Mengharuskan seseorang untuk melakukan sesuatu yang tidak Alkitabiah untuk mendapatkan kesembuhan patut mernbuat kita curiga apakah kesembuhan yang terjadi memang datang dari Allah, yang tidak terbatasi oleh apapun.
4. Kita juga harus memperhatikan apakah kesembuhan yang terjadi berhubungan dengan kegiatan gaib, misalnya ilmu sihir. Kesembuhan dalam situasi yang bertentangan dengan Allah pasti tidak datang dari Allah.


Bersambung ke bagian 3

Sabtu, Februari 21, 2009

KARUNIA PENYEMBUHAN DAN BAHASA ROH - Bagian 1

Dunia Kristen masa kini sangat menarik. Sejak lahirnya gerakan Pentakosta dan Karismatik, dunia Kristen disemarakkan oleh berbagai fenomena yang spektakuler. Sering terdengar berita kesembuhan adikodrat (supernatural) seperti orang lumpuh berjalan, orang tuli mendengar, dan lain-lain. Banyak orang Kristen mengaku dapat berbicara dalam bahasa yang mereka sendiri tidak mengerti. Semua orang, baik Kristen maupun non-Kristen, dapat mengamati fenomena-fenomena ini di banyak gereja, persekutuan, kebaktian kebangunan rohani, bahkan di televisi. Dengan kata lain, fenomena spektakuler sudah menjadi bagian ke-Kristen-an masa kini.

Banyak orang Kristen percaya bahwa semua ini adalah hasil karya Roh Kudus. Terjadinya banyak kesembuhan dan meluasnya pemakaian bahasa roh dianggap tanda dari kebangunan rohani dan pekerjaan Roh Kudus yang hebat di abad kedua-puluh. Tetapi tidak semua orang setuju dengan penafsiran ini. Ada yang percaya bahwa segala keajaiban ini tidak berasal dari Allah, melainkan hasil proses yang alamiah (natural), atau bahkan bersumber dari Iblis. Selain itu, ada orang-orang yang mengambil posisi di tengah, yaitu bahwa fenomena-fenomena ini dapat berasal dari Allah dan juga dari sumber lain. Mereka percaya bahwa kita harus menguji setiap kasus untuk mencari tahu sumber yang sebenarnya.

Sampai saat ini, saya sendiri setuju dengan pandangan bahwa segala fenomena yang menakjubkan ini dapat berasal dari Allah atau tidak (posisi terakhir yang diajukan di atas). Posisi yang pertama, menurut saya, adalah posisi yang tidak bijaksana. Alkitab mengajarkan bahwa Iblis dapat melakukan berbagai mujizat (II Tes. 2:9), tetapi dengan motivasi untuk menipu kita (Yoh. 8:44). Dengan kata lain, mujizat yang kelihatannya hasil karya Allah mungkin saja berasal dari Iblis, dirancang untuk menghasilkan buah yang merugikan bagi kita. Jikalau kita secara membabi-buta menerima suatu mujizat sebagai pemberian Allah, di kala mujizat itu mengeluarkan buahnya yang negatif, kita dapat tertipu dengan mengira bahwa Allah telah menimpakan malapetaka kepada kita, padahal sebenarnya Iblislah yang berperan di belakang mujizat itu. Kita bisa jadi bingung, marah, bahkan meninggalkan Tuhan. Posisi yang kedua juga tidak baik untuk dipegang, karena dengan mengatakan bahwa segala mujizat pasti tidak berasal dari Allah kita membatasi Allah. Allah kita mahakuasa, dan Dia dapat melakukan apa saja yang tidak bertentangan dengan sifat dasarnya, termasuk mengaruniakan kesembuhan dan bahasa roh. Melihat semakin luasnya pengaruh dari tanda dan mujizat dalam dunia Kristen, kita juga tidak boleh acuh saja, sebab dengan sikap ini kita menolong Iblis dengan tidak mempedulikan mereka yang mungkin sedang dia tipu. Sikap ini adalah kekejaman terhadap sesama kita manusia.

Artikel ini akan mendiskusikan dua fenomena, yaitu kesembuhan ilahi dan bahasa roh. Kedua hal ini sangat luas dan kontroversiil, sehingga tidak mungkin dicakup dalam artikel sesingkat ini. Artikel ini hanya menyajikan sedikit analisa dan penuntun untuk menguji kedua fenomena ini. Untuk diskusi yang lebih dalam, para pembaca dianjurkan untuk membaca buku-buku di daftar bacaan di bawah dan buku-buku lainnya tentang karunia roh.


Bersambung ke bagian 2