Selasa, September 29, 2009

MENJAWAB PERTANYAAN - PROBLEM OF EVIL - Bagian 1

1. Jika Allah maha-hadir, maha-kuasa, maha-kasih, mengapa ada penganiayaan, penderitaan, kesusahan, pelecehan?
Pertanyaan ini secara klasik dikenal sebagai, dalam istilah Inggris, problem of evil, yaitu suatu problema yang mengkontraskan keberadaan dan sifat-sifat Allah yang maha-sempurna dengan kenyataan adanya evil atau kejahatan di dunia. Untuk seterusnya kata evil akan diterjemahkan menjadi "kejahatan", walau harus disadari bahwa pengertian evil dalam bahasa Inggris sesungguhnya lebih luas dari pengertian "kejahatan" dalam bahasa Indonesia.

Selanjutnya, pertanyaan ini juga menimbulkan banyak pertanyaan dan pemikiran sampingan, antara lain:
a. Karena kejahatan itu ada, sedangkan Allah yang sempurna tampaknya tidak dapat menyatu dengan fakta ini, maka dapat disimpulkan bahwa Allah tidak ada (mempertanyakan eksistensi Allah).
b. Jikalau kejahatan itu ada dan Allah juga ada, maka dapat disimpulkan bahwa Allah tidak maha­-sempurna (mempertanyakan sifat dan reputasi Allah)
c. Jikalau kejahatan itu ada dan Allah ada dan Allah maha-sempurna, maka dapat disimpulkan Allah bukanlah pencipta (mempertanyakan karya pekerjaan Allah)
d. Jikalau kejahatan itu ada dan Allah mencipta segala sesuatu pada awalnya dengan sempurna, maka dapat disimpulkan bahwa setelah mencipta Allah lepas tangan dan tidak lagi ambil bagian dalam perjalanan sejarah ciptaanNya (mempertanyakan kepedulian Allah)
e. Jikalau Allah ada dan kesempurnaanNya kontra dengan kejahatan, maka dapat disimpulkan bahwa kejahatan yang kita lihat sesungguhnya tidak riil (mempertanyakan kenyataan kejahatan; kejahatan sebagai ilusi)

Isu-isu seperti di atas menambah kompleksitas pertanyaan yang telah diajukan, menunjukkan bahwa jawaban yang tuntas tidak dapat dengan mudah dan singkatnya disampaikan. Namun saat ini marilah kita memusatkan perhatian pada dua pertanyaan berikut di dalam upaya mengerti dan menjawab pertanyaan inti di atas. Kedua pertanyaan berikut saya rasa merupakan pemikiran yang paling sering timbul dari problema yang sedang kita bicarakan.

1) Jikalau Allah memang maha-sempurna dan Ia menciptakan alam semesta, mengapa dari yang Ia ciptakan terdapat kejahatan, yaitu ketidak-sempurnaan? Bukankah Allah yang sempurna seharusnya menciptakan segala sesuatu-nya dengan sempurna?
2) Jikalau Allah memang maha-kasih dan tetap bekerja di dunia sampai saat ini, dan Allah memang maha-kuasa sehingga dapat melakukan apa saja, mengapa Ia tidak bertindak terhadap kejahatan yang merajalela?


Bersambung ke bag 2

Senin, September 21, 2009

COMMITMENT - Kepada Pelayanan / Body of Christ

Tujuan:
1. Untuk mengembangkan gereja: Gereja yang sehat adalah gereja yang jemaatnya giat melayani (berkomitmen dalam pelayanan). Jadi, salah satu tujuan komitmen dalam pelayanan adalah untuk mengembangkan gereja semaksimal mungkin.
2. Untuk memperlancar pelayanan: Komitmen kepada pelayanan membuat pelayanan itu berjalan dengan lancar, sebab dengan komitmen segala tugas dan tanggung jawab yang sudah dibagikan pasti ada yang melakukan. Komitmen juga membuat rekan kerja dapat bekerja dengan lebih efektif.

Hal-hal yang perlu komitmen:
1. Mencari tahu karunia kita dan mengembangkannya: Kita perlu berkomitmen di dalam menggali karunia rohani kita, lalu mengembangkannya dengan memakainya di dalam pelayanan. Ini perlu sebab kita bisa efektif kalau kita memakai karunia kita. Proses ini bukan proses satu kali saja tetapi berkala, sebab dengan memakai karunia kita, Tuhan juga dapat menambahkan karunia lainnya kepada kita untuk kita temukan dan pakai.
2. Lebih menyerupai Kristus: Kita perlu berkomitmen untuk bertumbuh agar lebih menyerupai Tuhan Yesus. Ini berarti komitmen/disiplin diri untuk mengubah sifat jelek, keinginan lama/daging, dll. Juga berarti komitmen untuk lebih mengenal Allah, baca/renungkan/hafal Alkitab, berdoa, dll. Dengan komitmen ini, kita bisa berubah dan mampu melayani dengan lebih efektif lagi.
3. Menyisihkan waktu untuk melayani: Perlu kerelaan untuk memberikan waktu untuk melayani. Misalnya, tiap Sabtu dan Minggu adalah untuk pelayanan di gereja dan persiapannya, Selasa sore untuk visitasi, dll. Ini akan mendorong kita untuk selalu melayani dengan setia, sehingga pelayanan gereja dapat berjalan dengan lancar.
4. Melayani dengan sungguh: Perlu berkomitmen untuk sungguh-­sungguh melayani, bukan asal sibuk saja. Ini berarti turut berpikir, bekerja, dan memberikan kritik membangun, bukan asal kritik. Juga berarti memberikan prioritas yang cukup tinggi di dalam kegiatan ini dan pencapaian dari tujuan/misi/visinya. Dengan demikian pelayanan dapat mencapai hasil yang maksimal.
5. Bekerja sama/melayani rekan kerja: Perlu kerelaan untuk bekerja sama dengan rekan kerja dan menolong rekan yang kesulitan. Ini berarti kita tidak cuma pikirkan tugas sendiri tanpa memperhatikan kesulitan orang lain, walaupun tugas kita sendiri punya prioritas lebih tinggi. Kalau ada rekan yang sedang butuh bantuan, kita perlu juga membantu. Tapi jangan sampai rekan itu (atau akhirnya kita juga) take for granted akan kerelaan membantu ini. Ini juga berarti komitmen untuk setia dan mengikuti pemimpin pelayanan kita; tapi ini bukan berarti kita buta terhadap kesalahan pemimpin kita, melainkan kita juga harus turut membangun pemimpin itu. Dengan komitmen ini, kita dapat menciptakan environment pelayanan yang baik/harmonis sehingga pelayanan dapat dilakukan dengan efektif.


Catatan: Tulisan ini saya tulis ketika melayani di GKI Lake Avenue, Pasadena, USA